Tak ada satu orangpun yang tidak tersekat napasnya ketika diberitahu kalau dia menderita salah satu penyakit kelamin. Jangankan yang sudah terkena, orang awam saja agak ngeri mendengar kata penyakit pada kelamin. Bagaimana tidak, biasanya penyakit pada kelamin menyangkut perbuatan yang sangat sensitif untuk dibicarakan. Bagi yang terkena penyakit pada kelamin karena ketidaktahuannya, pastilah akan mencari kambing hitam siapa yang telah dengan teganya menularkan penyakit tersebut.

Mau tak mau akhirnya banyak orang sadar atau tidak sadar berpendapat bahwa mayoritas penyakit pada kelamin merupakan penyakit karena aktifitas seksual atau “ngeseks”. Ngeseks yang bagaimana? Pastilah akibat ngeseks yang tidak benar alias bebas sekali dengan berganti-ganti pasangan, sehingga penyakit pada kelamin juga sering kita sebut dengan istilah penyakit menular seksual.

Akan tetapi, pandangan di atas tidak 100% benar. Penyakit pada kelamin yang diakibatkan oleh kuman atau virus itu bisa saja tertular karena jarum suntik atau transfusi darah, seperti pada penularan virus penyakit HIV AIDS.
Namun tak bisa juga disalahkan bila ada yang berpendapat bahwa para penderita penyakit kelamin tentunya orang-orang yang berada pada zona tidak aman dalam pergaulannya.

Jenis Penyakit Pada Kelamin

Penyakit pada kelamin merupakan isu masalah yang sangat besar di dunia. Hampir di seluruh negara mempunyai masalah dengan penyakit ini. Selain dapat menyebabkan kesakitan si penderitanya, jenis penyakit kelamin tertentu juga dapat menyebabkan permasalahan dengan reproduksi tubuh, kehamilan ( penularan penyakit dari ibu ke jabang bayi), dan apabila tidak ditangani dengan cepat dapat mengakibatkan penyakit kanker. Penyakit pada kelamin juga merupakan jalur penularan penyakit HIV AIDS yang sangat cepat.

Walalupun mayoritas penyakit pada kelamin dapat dicegah dengan pola kehidupan yang sehat, kebanyakan institusi kesehatan di berbagai negara tidak terlalu tanggap dengan pencegahan penularan penyakit ini. Begitu pun dengan di negara Indonesia. Salah satu ganjalan yang paling utama adalah, kebudayaan masyarakat Indonesia merasa tabu dalam membicarakan topik penyakit pada kelamin ini.

Lebih dari 25 bakteri, virus, dan protozoa yang menyebabkan penyakit pada kelamin. Sehingga jenis penyakit pada kelamin yang berada di tubuh manusia pun bermacam-macam. Bakteri penyebab penyakit Klamidia adalah bakteri trachomatis, bakteri Neisseria gonorrhoeae menyebabkan penyakit gonorrhea, sedangkan penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.

Jenis penyakit pada kelamin yang disebabkan oleh virus, antara lain adalah: penyakit herpes genitalis di sebabkan oleh Herves simplex Virus ( HSV ), human immunodeficiency virus menyebabkan infeksi HIV AIDS. Sedangkan penyakit kutil kelamin atau di masyarakat kita sering disebut dengan penyakit jengger ayam disebabkan oleh human papilloma virus. Adapun protozoa yang menyebabkan penyakit pada kelamin adalah Trichomonas vaginalis merupakan protozoa penyebab jenis penyakit trichomoniasis yang biasanya ditemukan di daerah alat vital wanita ( vagina ).

Diantara jenis penyakit pada kelamin yang disebutkan di atas, hanya jenis penyakit HIV AIDS-lah yang sangat di takuti oleh siapapun. Sehingga, penyuluhan jenis penyakit HIV dilakukan sangat gencar oleh dinas kesehatan berbagai daerah di negara kita. Berbeda halnya dengan jenis penyakit herpes genitalis, penyakit kutil kelamin, dll. Seakan pemerintah kita cuek terhadap jenis penyakit kelamin lainnya. Sehingga tidak usah heran apabila penyakit pada kelamin menjadi bom waktu di masyarakat kita kelak.

Tanda-Tanda Penyakit Pada Kelamin

Mayoritas penderita penyakit pada kelamin tidak sadar bahwa mereka telah mengidap penyakit ini. Karena biasanya, ketika awal terjadi infeksi tanda-tanda penyakit ini tidak muncul. Sehingga mengecoh bagi para penderitanya. Bisa juga, walaupun sudah menunjukan tanda-tanda penyakit mereka enggan untuk membicarakan atau mendatangi ahli pengobatan penyakit kelamin, karena rasa malu yang begitu besar.

Adapun tanda-tanda penyakit pada kelamin, diantaranya;

Penyakit klamidia

Pada tahap awal penyakit klamidia, hanya beberapa orang yang mengalami tanda-tanda infeksi penyakit klamidia. Secara umum, biasanya tanda-tanda akan muncul setelah 1 – 3 minggu seseorang mengidap bakteri penyakit klamidia. Jika penderita penyakit klamidia menderita infeksi pada bagian vagina setelah berhubungan seks, tanda-tanda penyakit kelamin yang umum biasanya akan muncul, seperti: sakit ketika buang air kecil, keputihan, nyeri pada bagian perut atas, hubungan seksual yang menyakitkan bagi wanita dan nyeri pada bagian penis bagi laki-laki.

Jika penderita menyentuh matanya setelah menyentuh cairan yang terinfeksi oleh penyakit klamidia ( air mani atau cairan vagina) maka dapat berkembang menjadi infeksi mata menular ( konjungtivitis ). Jika tidak diobati maka infeksi mata tersebut dapat menyebabkan kebutaan permanen.

Bayi yang baru lahir yang tertular jenis penyakit klamidia biasanya akan timbul tanda-tanda penyakit seperti pneumonia dan atau infeksi mata yang juga dapat menimbulkan kebutaan.

Penyakit Herpes ( Herpes Genital )

Tanda-tanda penyakit herpes umumnya si penderita jenis penyakit ini mengalami nyeri dan panas di daerah kelaminnya. Disekitar kelamin ditemukan bintil-bintil ( biasanya berwarna merah ) dan berair ( semacam cacar ). Luka atau lepuh ini biasanya ditemukan tergantung pada dimana si penderita kontak dengan virus herpes. Mayoritas penderita penyakit herpes akan merasakan sakit di daerah infeksi walaupun ulkus ( lepuh ) belum terlihat. Rasa sakit ini disebabkan karena adanya iritasi dan peradangan pada saraf yang mengarah ke area kulit yang terinfeksi. Inilah tanda-tanda penyakit herpes telah mulai ‘beraksi’ dan pada kondisi itu pula si penderita penyakit herpes sangat menular.

Penyakit HPV ( Kutil Kelamin )

Kebanyakan penderita penyakit HPV ( kutil kelamin ) mengalami tanda-tanda penyakit tersebut dalam waktu tiga bulan setelah ia tertular virus Human Papilloma Virus. Tanda-tanda yang biasa terjadi adalah pembengkakan kecil di daerah kelamin, kumpulan kutil-kutil kecil yang berbentuk seperti kembang kol, gatal, dan atau merasa tidak nyaman di daerah genital terkadang juga bagi beberapa wanita mengalami pendarahan ketika berhubungan seksual. Kutil-kutil tersebut bisa saja berkembang menyebar ke area tubuh lain, seperti dubur. Tanda-tanda penyakit HPV ( kutil kelamin ) dapat menjadi sangat parah apabila terjadi ketika si wanita sedang hamil.

Kesenangan Sesaat Berbuah Penyakit

Manusia tercipta dengan syawat. Ada yang bisa menahan dan membendung syawat tersebut. Tapi ada yang tak mampu bertahan hingga mengambil jalan pintas. Jalan itu adalah mencari cara termudah melampiaskan kebutuhan seksnya. Bayangkan tidak jarang hanya dengan uang Rp 5000, ada wanita panggilan yang rela melayani pelanggannya. Logikanya, bagaimana si wanita panggilan bisa merawat kesehatannya bila penghasilannya hanya Rp 5000 sekali pakai. Jadi kalau penyakit pada kelamin menjadi hadiah dari layanan Rp 5000 tersebut, itu bukanlah hal yang tak mungkin.

Apakah para pengguna layanan murah meriah tersebut sempat berpikir tentang ‘hadiah’ mengerikan berupa penyakit kelamin yang mungkin saja dia dapatkan setelah ‘berpesta’ yang mungkin hanya sekitar 5-10 menit tersebut? Mungkin iya, mungkin juga tidak. Tapi yang pasti yang ada dalam benak mereka adalah pelampiasan kebutuhan batin tersebut.

Wanita Korban Penyakit Kelamin

Bisa dikatakan bahwa wanita menjadi penderita terdepan bila sudah menyangkut penyakit pada kelamin. Bagi para wanita ‘penjaja tubuh’, penyakit pada kelamin sudah menjadi topik pembicaraan setiap saat. Oleh karena itu untuk menghindari penyakit ini, mereka mengkomsumsi antibiotik secara membabi-buta. Hal ini dengan harapan bisa terhindar dari penyakit kelamin.

Mereka tidak paham bahwa penyakit yang disebabkan oleh kuman, bakteri dan virus tersebut sangatlah hebat dan mampu mematahkan kekuatan antibiotik yang mereka komsumsi dengan sekedarnya dan tanpa aturan yang jelas tersebut.

Para istri yang tak tahu menahupun bisa terkena penyakit pada kelamin dari suaminya yang pernah atau doyan jajan dan ‘bermain-main’ dengan para wanita ‘penjaja tubuh’ tersebut. Para istri tersebut akhirnya hanya bisa pasrah. Bagi yang memiliki biaya, tentunya akan pergi ke ahli pengobatan penyakit kelamin. Tapi bagi yang tidak memiliki biaya, akhirnya hanya bisa menahan sakitnya derita terkena penyakit ini. Bahkan tidak jarang mereka menahan derita itu hingga akhir hayatnya.
penyakit kelamin
Kalau sudah begitu, di manakah hati nurani sang suami yang telah menularkan penyakit kelamin kepada istrinya yang setia? Mungkin saja pada awalnya sang suami tidak tahu kalau dalam tubuhnya sudah ada bakteri atau virus penyebab penyakit pada kelamin. Tapi nasib memang kadang tidak terlalu bersahabat sehingga penyakit tersebut menimpa wanita-wanita yang tak berdosa :(. Semoga artikel kesehatan ini dapat menambah wawasan kita mengenai bahaya penyakit pada kelamin.