Dari studi episdemiologi terungkap, konsumsi sayur-sayuran lebih efektif menurunkan risiko penyakit kanker dibandingkan dengan buah-buahan. Salah satu sayuran yang ampuh dalam pencegahan penyakit kanker dan pencegahan penyakit tumor adalah kelompok kubis-kubisan.

Jurnal Cancer and Metastasis Reviews yang terbit tahun 2002, melaporkan konsumi kubis-kubisan sangat ampuh dalam pencegahan penyakit kanker. Termasuk dalam kelompok kubis-kubisan itu adalah kubis putih dan merah, brokoli, kembang kol, kale, lobak dan seledri air.

Pada penyakit kanker prostat, konsumsi tiga porsi atau lebih sayuran tersebut mampu menurunkan risiko dibandingkan dengan hanya satu porsi per minggu. Konsumsi 1-2 porsi per hati dilaporkan dapat menjadi pencegahan penyakit kanker payudara sebesar 20-40 persen.

pencegahan penyakit kankerKhasiat Dan Indikasi

Brokoli (brassica oleracea var italica) dan kubis (barssica oeracea var capitate) adalah dua jenis keluarga kubis-kubisan yang lazim di tanam di Indonesia. Sebelum dikonsumsi, sebaiknya brokoli dimasak selama beberapa menit. namun, proses pemasakan hendaknya tidak terlalu lama. Sebab, bisa mengurangi khasiatnya untuk pencegahan penyakit kanker dan tumor.

Sementara itu, daun kubis segar rasanya renyah dan garing, sehingga dapat disantap sebagai lalap mentah ataupun matang, campuran salad, disayur, atau dibuat urap. Bunga brokoli berkhasiat mempercepat proses penyembuhan penyakit berat, sedangkan kubis melindungi tubuh dari bahaya radiasi dan mencegah penyakit tumor di dalam tubuh.

Kubis bisa digunakan untuk pengobatan gatal akibat jamur candica (Candidiasis), jamur di kulit kepala, tangan, dan kaki, meningkatkan produksi ASI dan meredakan susah buang air besar ( sembelit ).

Tanaman bernama asing cabbage ini digunakan untuk pengobatan kolesterol tinggi, radang sendi (artritis), melindungi tubuh dari sinar radiasi (seperti rontgen, komputer, microwave, televisi berwarna), antidote pada mabuk alkohol, menghilangkan keluhan prahaid, pencegahan penyakit tumor, pencegahan penyakit kanker usus besar ( kolon ) dan rektum, serta borok (ulcus) pada saluran pencernaan.

Kandungan Kimia

Baik brokoli maupun kubis, sama-sama mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, zat besi, vitamin (A, C, E, tiamin, riboflavin, nicotinamide) dan betakaroten. Bedanya, pada kubis masih ditemukan unsur fosfor, kalium, natrium, sedangkan pada brokoli masih ada unsur glutationnya.

Jenis kubis-kubisan ini mengandung senyawa sianohidroksibutena (CHB), sulforafan, dan iberin, yang merangsang pembentukan gulation. Gulation adalah enzim yang bekerja dengan cara menguraikan dan membuang zat-zat beracun di dalam tubuh.

Tingginya kandungan vitamin C dalam kubis dapat mencegah timbulnya skorbut. Zat yang paling berkhasiat pada brokoli dan kubis adalah sulforafan. Zat yang dapat berfungsi sebagai pencegahan penyakit tumor, pencegahan penyakit kanker usus besar ( kolon ) dan rektum, detoksifikasi senyawa kimia berbahaya, seperti kobalt, nikel, dan tembaga yang berlebihan di dalam tubuh. Zat ini juga meningkatkan daya tahan tubuh untuk pencegahan penyakit kanker. Khusus kubis, kandungan asam amino dan sulfurnya berkhasiat menurunkan kadar kolesterol yang tinggi, sebagai penenang saraf dan pembangkit semangat.

Penelitian Pencegahan Penyakit Kanker

Paul Talalay, farmakolog dari Universitas Johns Hopkins, Amerika Serikat, menegaskan bahwa sulforafan yang banyak terdapat pada brokoli (37-75 ,g/100 g) diketahui mampu meningkatkan produksi enzim fase II di dalam hati. Enzim ini berperan menggandeng bahan-bahan karsinogen yang dihasilkan dari senyawa prokarsinogen dan “menyeretnya” keluar sel.

Penelitian yang dilakukan para ahli Linus Pauling Institute (LPI), Oregon State University (OSU), Amerika Serikat, terhadap tikus putih hamil menyebutkan bahwa anak tikus yang lahir dari induk yang saat hamil banyak mengonsumsi sayuran kubis-kubisan menunjukkan adanya resistensi yang lebih tinggi terhadap penyakit leukimia dan limfoma di masa kanak-kanak dan penyakit kanker paru-paru di masa dewasanya kelak.

Dua kelompok tikus hamil diberi dibenzoyrene, suatu zat karsinogenik dosis tinggi. Pada satu kelompok ditambahkan suplemen kemoprotektif Indole-3 carbinol (I3C). Dari sejumlah tikus hamil yang tidak mendapat suplemen, 80 persen meninggal akibat terdapat sel T limfoma.

Dari sisa tikus yang hidup, 100 persennya menderita penyakit tumor paru pada usia pertengahan. Pada kelompok yang mendapat suplemen I3C, hanya 60 persen yang meninggal akibat limfoma dan yang tetap hidup sedikit yang menderita penyakit tumor paru-paru pada usia pertengahan.

Hal ini menunjukkan bahwa suplemen yang diberikan pada tikus hamil tersebut dapat menjadi pelindung terhadap limfoma dan juga penyakit kanker paru-paru. Meski demikian, efek kemoprotektif dari I3C yang diberikan pada manusia terutama pada ibu hamil harus mendapat perhatikan karena dosis tinggi I3C yang diberikan pada trimester pertama kehamilan dapat menyebabkan kecacatan pada janin. Namun, bila I3C didapatkan dari makanan tampaknya aman dan sangat bermanfaat.

Oleh karena itu, lebih baik kita mendapatkan manfaat brokoli dan kubis berbentuk makanan untuk pencegahan penyakit kanker dan pencegahan penyakit tumor sehari-hari, daripada suplemen-suplemen yang telah melalui proses industri kimiawi.