Apakah ada buktinya secara objektif bahwa obat hiv aids tradisional ramuan Ny. Djamilah Najmuddin dapat menurunkan virus hiv dalam tubuh saya?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kami akan memperlihatkan dulu bukti hasil laboratorium pasien-pasien penyakit hiv aids Klinik Pengobatan Ny. Djamilah Najmuddin di bawah ini:
1). Ny. YW (29 Tahun) – Jakarta.
Hasil Laboratorium HIV – RNA (Viraload) Ny. YW (inisial) yang menunjukan beliau mengidap virus penyakit HIV AIDS. Konvensional: > 750,000 Copies/mL dan SI: > 382,500 IU/mL
Di bawah ini hasil laboratorium HIV-RNA (Viraload) Ny. YW, dengan seizin Allah SWT, setelah mengikuti Metode Pengobatan Tradisional Ny. Djamilah Najmuddin dan mengkonsumsi ramuan khusus pengobatan penyakit HIV AIDS selama (kurang lebih ) 1 tahun 2 bulan, Ny. YW dinyatakan terbebas dari Virus penyakit HIV AIDS. Konvensional: virus tidak terdeteksi; SI: virus tidak terdeteksi.
2). TN. R (30 tahun) – Bandung.
Sebelum berobat, hasil laboratorium TN. R menyatakan bahwa HIV-1 RNA (Real Time PCR) sebesar 2.81 x 10^2.
Di bawah ini bukti hasil laboratorium TN. R setelah mengkonsumsi 2 paket obat hiv tradisional Ny. Djamilah Najmuddin. Hasil laboratorium TN. R menunjukan bahwa virus HIV dalam tubuh TN. R tidak terdeteksi.
3). Ny. E (33 tahun) – Jawa Tengah.
Sebelum berobat hasil laboratorium Ny. E menunjukan bahwa HIV RNA Kuantitatif sebesar: 2,77 x 10^6 copies/mI):
Di bawah ini hasil laboratorium Ny. E setelah mengkonsumsi 3 paket obat HIV tradisional Ny. Djamilah Najmuddin, hasil laboratorium Ny. E menunjukan bahwa virus HIV dalam tubuh Ny. E tidak terdeteksi.
Apa itu HIV?
Human Immunodeficiency Virus atau disingkat menjadi HIV adalah virus penyebab melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini berada dalam cairan tubuh manusia seperti darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Namun tidak semua cairan dalam tubuh manusia memiliki HIV. Ada juga yang tidak berpotensial yaitu cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain.
Penyakit HIV AIDS termasuk penyakit yang sangat membahayakan bagi manusia. Karena penyakit ini menyerang sistem tubuh manusia. Dalam sistem tubuh manusia, terdapat sel yang melawan virus yang masuk ke dalam tubuh manusia, sel tersebut memiliki CD4. CD4 berfungsi untuk melawan berbagai macam infeksi yang ada. Jadi walau banyak infeksi dari berbagai sumber, kita tidak setiap saat menjadi sakit, ini dikarenakan CD4 masih bisa berfungsi dengan semestinya untuk melawan berbagai infeksi ini. Namun jika CD4 berkurang, mikroorganisme yang patogen di sekitar kita akan dengan mudah masuk dalam tubuh manusia dan menimbulkan penyakit. Virus HIV inilah yang menyerang CD4 sehingga berkurang dan menyebabkan sistem imun tubuh manusia menurun.
Jadi, Apakah apabila virus HIV dalam tubuh saya berkurang, maka CD4 saya pun akan naik?
Satu hal yang harus kami tegaskan di sini adalah, CD4 tidak di hasilkan oleh obat-obatan (baik itu medis ataupun tradisional). CD4 yang berada dalam tubuh kita di hasilkan oleh tubuh kita sendiri dari asupan makanan dan minuman yang bergizi. Sehingga, jangan heran apabila banyak kasus yang jumlah virus HIV pada pasien ODHA turun akan tetapi nilai CD4 pada tubuhnya juga turun. Kenapa? Karena penurunan dan kenaikan jumlah CD4 bukan hanya karena faktor kepatuhan pasien meminum obat saja, akan tetapi akan terpengaruh juga oleh asupan makanan dan minuman yang bergizi, tingkatan stress si pasien, dll. Akan percuma rasanya apabila ada pasien ODHA rajin meminum obat HIV AIDS akan tetapi dia tidak memperhatikan pola makan dan pola hidup sehatnya. Sehingga sering kali kami tegaskan kepada pasien kami, jaga pola hidup sehat dan makanan anda apabila ingin cepat sembuh!
Infeksi Oportunistik Pasien HIV AIDS
Infeksi oportunistik atau sering disingkat menjadi IO adalah infeksi yang disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, tetapi dapat menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk. Infeksi oportunistik ini biasanya hanya menyerang kepada para penderita penyakit HIV. Infeksi oportunistik ini terjadi karena di dalam tubuh kita terdapat banyak kuman misalnya bakteri, protozoa, jamur dan virus. Saat sistem kekebalan seseorang bekerja dengan baik, sistem tersebut mampu mengendalikan kuman-kuman ini. Tetapi bila sistem kekebalan dilemahkan oleh virus HIV atau oleh beberapa jenis obat, kuman ini mungkin tidak terkuasai lagi dan dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Berikut ini beberapa IO yang paling umum, berbarengan dengan penyakit yang biasa disebabkannya, dan jumlah CD4 waktu penyakit menjadi aktif:
- Pneumonia pneumocystis (PCP) adalah infeksi jamur yang dapat menyebabkan pneumonia (radang paru) yang gawat. Rentang CD4: di bawah 200. Sayangnya PCP tetap menjadi IO yang agak umum pada orang yang belum diketahui HIV.
- Dua macam virus herpes simpleks dapat menyebabkan herpes pada mulut atau kelamin. Ini adalah infeksi yang agak umum, tetapi jika kita terinfeksi HIV, perjangkitannya dapat jauh lebih sering dan lebih berat. Penyakit ini dapat terjadi pada jumlah CD4 berapa pun.
- Virus sitomegalia (CMV) adalah infeksi virus yang terkadang menyebabkan penyakit mata yang dapat menimbulkan kebutaan.
- Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri yang menyerang paru, dan dapat menyebabkan meningitis (radang pada sistem saraf pusat). Rentang CD4 untuk TB dapat menimbulkan penyakit dengan jumlah CD4 berapa pun.
- Kandidiasis adalah infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, atau vagina. Rentang CD4 dapat terjadi bahkan dengan CD4 yang agak tinggi.
- Mycobacterium avium complex (MAC) adalah infeksi bakteri yang dapat menyebabkan demam berulang, seluruh badan terasa tidak enak, masalah pencernaan, dan kehilangan berat badan yang berlebihan.
- Sirosis atau pengerasan hati akibat virus hepatitis B atau Hepatitis C.
Banyak dari pasien hiv kami yang menderita penyakit oportunistik atau penyakit penyerta (seperti yang di sebutkan di atas tadi). Alhamdulillah, karena kami merupakan balai pengobatan penyakit dalam, ketika pasien hiv kami mengalami komplikasi dengan penyakit lainnya, hal ini dapat kami tanggulangi dengan tuntas. Silahkan anda klik halaman berikut ini untuk melihat hasil laboratorium pasien penyakit dalam lainnya: Bukti Hasil Laboratorium Pasien
Penularan Penyakit HIV AIDS
ada banyak cara penularan HIV AIDS pada seseorang, namun yang paling umum adalah :
- Hubungan seksual. Orang yang punya penyakit infeksi jika memiliki luka atau ada cairan dari tubuh yang keluar maka bisa 10 kali menularkan potensi HIV kepada pasangannya lewat hubungan seks. Perilaku gonta-ganti pasangan seks tanpa menggunakan kondom juga sangat berisiko. Lakukanlah hubungan seks yang aman.
- Penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi oleh pemakai narkoba atau perawatan kesehatan. Jarum suntik yang sudah dipakai bisa mengandung cairan dari pemakainya. Kebiasaan seperti ini yang banyak digunakan pecandu narkoba.
- Transfusi darah. Penularan melalui transfusi darah risikonya sangat tinggi, maka itu bank darah biasanya akan mengecek berulang-ulang pada darah yang digunakan pasien melalui skrining yang ketat.
- Dari ibu kepada bayinya. Ibu hamil yang punya penyakit HIV berisiko tinggi menularkan ke bayinya saat masa hamil, bersalin dan menyusui. Penularan HIV dari ibu hamil ke anak bisa terjadi karena infeksi melewati plasenta, saat proses persalinan atau menyusui. Sumber infeksi ini bisa dari darah ibu, plasenta, cairan amnion dan ASI. Kemungkinan bayi tertular HIV dari ibunya pada masa kehamilan adalah 15-20 persen. Sedangkan pada saat kelahiran 10-15 persen, dan pada saat menyusui adalah 15-20 persen.
Berikut adalah beberapa gejala seseorang positif terkena HIV, antara lain:
- Demam
Salah satu tanda-tanda pertama adalah demam ringan, sampai sekitar 39 derajat C (102 derajat F).
- Kelelahan
Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh juga dapat menyebabkan lelah dan lesu. Kelelahan dapat menjadi tanda awal dan tanda lanjutan dari HIV.
- Pegal, nyeri otot dan sendi, pembengkakan kelenjar getah bening
Sering menyerupai gejala flu, mononucleosis, infeksi virus atau yang lain, bahkan sifilis atau hepatitis. Hal tersebut memang tidak mengherankan. Banyak gejala penyakit yang mirip bahkan sama, termasuk nyeri pada persendian dan nyeri otot, serta pembengkakan kelenjar getah bening.
- Mual, muntah dan diare
Sekitar 30 hingga 60 persen dari orang dengan HIV memiliki gejala jangka pendek seperti mual, muntah, atau diare pada tahap awal HIV. Gejala tersebut juga dapat muncul sebagai akibat dari terapi antiretroviral, biasanya sebagai akibat dari infeksi oportunistik.
- Penurunan berat badan
Jika penderita HIV sudah kehilangan berat badan, berarti sistem kekebalan tubuh biasanya sedang menurun.
- Batuk kering
Batuk kering dapat merupakan tanda pertama seseorang terkena infeksi HIV. Batuk tersebut dapat berlangsung selama 1 tahun dan terus semakin parah.
- Pneumonia
Batuk dan penurunan berat badan juga mungkin pertanda infeksi serius yang disebabkan oleh kuman yang tidak akan mengganggu jika sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik. Pneumonia merupakan salah satu infeksi oportunistik, sedangkan yang lainnya termasuk toksoplasmosis, infeksi parasit yang mempengaruhi otak, cytomegalovirus, dan infeksi jamur di rongga mulut.
- Keringat malam
Sekitar setengah dari orang yang terinfeksi HIV akan berkeringat di malam hari selama tahap awal infeksi HIV. Keringat malam terjadi bahkan saat tidak sedang melakukan aktivitas fisik apapun.
- Infeksi Jamur
Infeksi jamur yang umum pada tahap lanjut adalah thrush, infeksi mulut yang disebabkan oleh Candida, yang merupakan suatu jenis jamur. Candida merupakan jamur yang sangat umum dan salah satu yang menyebabkan infeksi jamur pada wanita. Candida cenderung muncul di rongga mulut atau kerongkongan, sehingga akan sulit untuk menelan.
- Herpes mulut dan herpes kelamin
Cold sores (herpes mulut) dan herpes kelamin (herpes genital) dapat menjadi tanda dari stadium infeksi HIV. Herpes tersebut juga dapat menjadi faktor risiko untuk tertular HIV. Karena herpes kelamin dapat menyebabkan borok yang memudahkan virus HIV masuk ke dalam tubuh selama hubungan seksual. Orang-orang yang terinfeksi HIV juga cenderung memiliki risiko tinggi terkena herpes karena HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh.
- Ketidakteraturan menstruasi
Infeksi HIV tahap lanjut tampaknya dapat meningkatkan risiko mengalami ketidakteraturan menstruasi, seperti periode yang lebih sedikit dan lebih jarang. Perubahan tersebut mungkin lebih berkaitan dengan penurunan berat badan dan kesehatan yang buruk dari wanita dengan tahap akhir infeksi HIV.
Tes Laboratorium Penyakit HIV
Terdapat beberapa jenis tes laboratorium yang digunakan untuk memonitor HIV. Keempat tes yang paling umum adalah viral load, jumlah CD4, tes darah lengkap dan tes kimia darah. Keempat jenis tes ini adalah tes darah dan merupakan tes paling komprehensif yang ada untuk memonitor kesehatan seeorang dengan HIV.
- Viral load
Tes ini dilakukan untuk mengukur jumlah HIV dalam darah (kopi/mL). Terdapat dua jenis tes viral load: polymerase chain reaction (PCR) atau branched DNA (b-DNA). Dari ringkasan hasil tes anda dapat mengetahui jenis tes yang digunakan. Walaupun kedua tes ini memberikan kesimpulan yang hampir sama, hasil tes dari dua jenis tes laboratorium ini tidak sebanding. Karenanya, walaupun hasil kedua tes tersebut pada dasarnya memberikan informasi yang sama, sangatlah penting untuk hanya menggunakan salah satu agar memberikan perbandingan yang konsisten.
- Jumlah CD4
Tes ini mengukur jumlah sel CD4 (T sel) dalam tubuh anda, berdasarkan kesehatan sistem kekebalan tubuh anda. Fokus dari tes ini adalah untuk mengukur jumlah CD4 absolut. Jumlah CD4 absolut adalah jumlah sel CD4 yang ada dalam sistim kekebalan tubuh anda.
- Tes darah lengkap
Tes ini mengukur tiap komponen dalam darah diantaranya mengukur jumlah sel darah putih, hemoglobin, hematocrit dan platelet dalam darah.
- Skrining kimia darah
Tes ini merupakan skrining umum untuk mengukur apakah organ-organ tubuh anda (jantung, hati, ginjal, pankreas), otot dan tulang, bekerja dengan benar dengan mengukur kimia-kimia tertentu dalam darah. Salah satu fokus terpenting dalam tes ini adalah monitor ensim hati. Hati merupakan organ tubuh penting karena hati membantu memproses obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien.
Saya ODHA (Orang Dengan Hiv Aids) dan ingin berobat ke Pengobatan Ny. Djamilah Najmuddin berapa biaya pengobatannya dan dimana alamat Klinik Ny. Djamilah Najmuddin?
Mengenai biaya pengobatan dan apabila anda hendak berkonsultasi mengenai pengobatan silahkan anda langsung hubungi Ny. Djamilah Najmuddin di nomor telepon 022-6079822 / 6019822 atau klik tautan berikut ini untuk nomor telepon lainnya dan alamat lengkap Klinik Ny. Djamilah Najmuddin: Alamat Lengkap Klinik Ny. Djamilah Najmuddin
Salam,
Mohon informasi mengenai pengobatan alternatif HIV. Bagaimana cara saya dan keluarga dapat berobat? dapatkah berobat dengan jarak jauh? Mengingat kondisi yang sudah tidak memungkinkan untuk perjalanan jarak jauh. Berapakah biayanya?
Mohon informasi.
Atsa informasi dan bantuannya saya ucapkan banyak terima kasih.
Mohon maaf, apabila ingin berobat ke balai pengobatan Ny. Djamilah Najmuddin, pasien harus datang terlebih dahulu ke balai pengobatan kami walaupun hanya pada awal pengobatan saja. Apabila penyakit yang diderita belum sembuh, maka obat-obatan dapat dikirim melalui pos/jasa pengiriman lainnya. Untuk konsultasi lebih lanjut mengenai pengobatan lainnya silahkan langsung hubungi Ny. Djamilah Najmuddin di nomor telepon 022-6079822.
1. Apakah hasil laboratorium HIV AIDS pasien anda di atas tersebut tidak pernah mengkonsumsi ARV (obat resmi hiv dari pemerintah yang diberikan secara gratis) selama berobat di pengobatan anda?
2. Apakah obat-obatan tradisional anda sudah memiliki ijin resmi edar dari BPPOM indonesia?
1. Kami merupakan Balai Pengobatan Tradisional resmi yang terdaftar di Dinas Kesehatan Kota Bandung. Selain itu, kami pun terdaftar sebagai anggota dari ASPETRI (Asosiasi Pengobat Tradisional Ramuan Indonesia) dan APALI (Asosiasi Pengobat Alternatif Indonesia) yang mempunyai ijin asosiasi dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri.
Sehingga, pengobatan tradisional Ny. Djamilah Najmuddin bukan pengobatan tradisional abal-abal yang tidak ada ijinnya. Alamat klinik kami tertera dengan jelas, begitupun dengan terapis yang berada di klinik kami memiliki ijin tertulis dari Dinas Kesehatan Kota Bandung dan kedua Asosiasi tersebut (ASPETRI dan APALI) dan kebetulan salah satu anak dari Ny. Djamilah Najmuddin memiliki ijin praktek dokter/medis di klinik tradisional kami.
Dalam setiap melakukan pengobatan di klinik tradisional kami, setiap pasien (apapun penyakitnya) tidak di rekomendasikan mengkonsumsi obat-obatan dan atau suplemen lain (baik itu herbal/tradisional maupun obat kimia/medis). Merujuk kepada pertanyaan anda, apakah pasien HIV kami mengkonsumsi ARV atau tidak selama mengikuti pengobatan tradisional kami? Kami jawab dengan tegas, Pasien kami tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat-obatan lain selain obat-obatan tradisional ramuan Ny. Djamilah Najmuddin.
Apakah orang yang positif HIV dilarang mengkonsumsi ARV oleh kami? Kami tidak melarang orang yang positif HIV mengkonsumsi ARV, Silahkan saja. Terserah mereka apakah mereka mau mengkonsumsi ARV atau tidak. Hal itu merupakan hak mereka yang tidak bisa di ganggu gugat. Akan tetapi, apabila mereka memutuskan untuk berobat ke klinik tradisional kami, mohon maaf, semua obat-obatan selain ramuan dari Ny. Djamilah Najmuddin tidak boleh dikonsumsi (baik itu ARV dan atau obat herbal lainnya). Apabila mereka tidak mau atau keberatan dengan syarat ini, silahkan cari pengobatan tradisional yang lain. Tidak ada paksaan dari kami kepada pasien tersebut. Anda mau berobat ke klinik kami, inilah syaratnya. Apabila anda tidak mau, silahkan berobat ke yang lain. Sederhana, take it or leave it.
Kami selalu tegaskan kepada semua pasien kami, baik itu yang positif HIV, hepatitis B, Herpes genitalis, dll. Anda mau berobat kemanapun silahkan saja. itu hak anda. Anda sendiri yang mengeluarkan biayanya. Apakah anda mau berobat ke dokter, sinshe, tabib, habib, kyai atau bahkan dukun sekalipun, itu merupakan hak anda. Akan tetapi, ketika anda memutuskan untuk berobat ke suatu tempat, anda harus mempunyai tolak ukur dalam pengobatan anda (sebelum dan sesudah pengobatan). Dan tolak ukur yang objektif adalah hasil laboratorium.
Apabila dalam satu paket/terapi/bulan pengobatan secara labortorium anda mengalami perubahan yang signifikan, lanjutkan pengobatannya. Akan tetapi, apabila setelah anda melakukan satu paket/terapi/bulan pengobatan dan hasilnya tidak memuaskan, tinggalkanlah pengobatannya.
2. Pertanyaan kedua adalah, apakah obat-obatan tradisional Ny. Djamilah Najmuddin memiliki ijin edar dari BPPOM RI? Jawaban kami adalah TIDAK ADA dan TIDAK PERLU!
Kenapa? Karena Sesuai dengan Undang-undang kesehatan menyatakan bahwa kewajiban untuk mempunyai ijin edar dari BPPOM RI adalah apabila klinik tradisional kami memproduksi obat-obatan tradisional yang dapat dijual secara bebas dan umum. Sedangkan klinik tradisional Ny. Djamilah Najmuddin bukan Produsen Obat-obatan Tradisional!
Obat-obatan tradisional kami berupa racikan dan ramuan yang di racik pada saat itu juga yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Oleh karena itu juga kami tidak membuka cabang di manapun. Karena bahan baku obat-obat tradisional kami sangat terbatas, yang hanya di tujukan untuk pasien yang membutuhkan saja.
Pada bulan februari 2014 kami pun kedatangan tamu dari BPPOM RI pusat, mereka melakukan penyuluhan terhadap klinik pengobatan tradisional kami. Dan pada saat itu, mereka menegaskan bahwa obat-obatan tradisional kami tidak perlu memiliki ijin dari BPPOM, karena klinik kami bukan produsen obat dan obat-obatan kami tidak dijual bebas akan tetapi bersifat racikan atau ramuan yang di buat secara mendadak dan disesuaikan dengan kondisi pasien pada saat itu juga.
Apakah pengobqtannya sampai hasil negatif atau undetected?