Anak-anak, terutama balita, rentan terkena penyakit, mengingat daya tahan tubuh mereka belum sempurna. Mari kita jaga kelangsungan hidup generasi penerus ini dengan menjauhkan mereka dari kuman-kuman pembawa penyakit.

Batuk Pilek

Setiap tahun, sekitar satu juga bayi dan balita terkena infeksi saluran penapasan akut (ISPA). Batuk bisa berkaitan dengan bronkhitis, pneumonia, batuk berdahak. Waspadai bila batuk-pilek terjadi pada bayi usia dibawah satu bulan karena sering merupakan pneumonia aspirasi akibat tersedak yang bisa fatal. Hingga kini belum ada vaksin yang dapat mencegah ISPA 100 persen.

Penyebab:
Tingkat polusi tinggi, penduduk padat, minimnya taman kota, kurangnya kebersihan. Batuk bisa karena infeksi virus dan bakteri maupun noninfeksi seperti asma, alergi (tungau debu rumah, debu, bulu binatang, cokelat, es), iritasi tenggorokan, masuknya benda asing, efek obat atau psikogenik.

Pencegahan:

  • Biasakan anak berpola makan sehat
  • Biasakan anak berolahraga atau beraktivitas fisik serta cukup istirahat
  • Jaga kebersihan dan kesehatan lingkungan
  • Hindari faktor pemicu alergi, seperti bulu binatang dll.

Diare

Diare bisa memicu dehidrasi dan berakhir fatal. Diare ditularkan lewat pemakaian botol susu yang tidak bersih, memakai air yang tercemar, buang air besar (BAB) di sembarang tempat, kontaminasi makanan oleh lalat, kecoak, dll.

Penyebab:
Bakteri, virus, parasit, obat-obatan, gangguan fungsi pencernaan, dan sensitivitas terhadap makanan. Yang terbanyak, infeksi akbiat Rotavirus.

Gejala:
Bila dehidrasi berat umumnya BAB  cair terus-menerus, muntah, matan cekung, bibir kering dan biru, tangan dan kaki dingin, lemah, tidak mau makan, enggan bermain, tidak kencing selama 6 jam atau lebih, kadang kejang dan panas tinggi.

Polio

Virus polie menyerang otot dan saraf. Menular lewat kotoran (tinja) dan air liur, bisa melalui kontak langsung maupun tidak. Anak bisa tertular bila ia menyentuh benda yang tercemar, misalnya mainan, lalu memasukkan tangan ke mulutnya.

Gejala:
Mirip gejala flu biasa, badan pegal, nyeri, kaku otot, demam, mual, sakit kepala, diare, nyeri tenggorokan, kaku di leher dan tulang belakang.

Pencegahan:

  • Setelah anak lahir, segera beri imunisasi lengkap
  • Jaga kebersihan pribadi dan lingkungan. Awasi penggunaan jamban keluarga, penyediaan air bersih, dan kebersihan makanan.

Demam Berdarah Dengue

Demam DBD bersifat khas, grafiknya mirip pelana kuda. Tiga hari demam, mereda, hari keempat demam lagi sampai hari kelima. Demam mereda lagi tanpa obat. Muncul nyeri diantara uluhati dan pusar. Bila ditekan rasa nyeri muncul disertai mual hebat.

Nyamuk Aedes aegypti pembawa virus DBD berkembang biak terutama di wadah yang menampung air hujan. Puncak waktu gigitan nyamuk ini antara pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00. nyamuk beredar dan mengigit tidak jauh dari sarangnya di ruang yang gelap, lembab, dan penuh baju bergelantungan.

Gejala:
Haus dan dehidrasi, hilang nafsu makan, mual dan muntah, denyut jantung meningkat (takikardia), kulit pucat dan dingin, denyu nadi melemah, terjadi perubahan derajat kesadaran, urin sedikit, anak sering mengantuk dan tertidur, tekandan darah turun hingga di bawah 20 mmHg.

Pencegahan:

  • Lakukan 3M (menguras bak dan penampungan air, menutup tempat berkembang biaknya nyamuk, dan mengubur barang bekas yang bisa menampung air).
  • Bubuhkan insektisida, misalnya abate, untuk membunuh larva di tempat-tempat penampungan air. Ulangi setiap beberapa waktu.
  • Lakukan penyemprotan insektisida atau fogging (pengasapan).
  • Bila tidur siang, gunakan kelambu. Pasang kasa dipintu dan jendela. Setiap beberapa periode lakukan penyemprotan nyamuk di rumah.

Meningitis

Radang selaput otak (meninges), dan sumsum tulang belakang akibat infeksi virus dan bakteri. Viral meningitis tidak seberat meningitis karena bakteri. Bakterial meningitis dapat menyebabkan kerusakan otak, hilangnya pendengaran dan kemampuan belajar anak. Sebelum tahun 1990-an, Haemophilus influenzae tipe B (Hib) dikatakan sebagai penyebab utama bakterial meningitis. Streptococcus pneumoniae dan Neisseria meningitides adalah penyebab lain bakterial meningitis.

Gejala:penyakit pada anak
Sakit tenggorokan, demam, sakit kepala, leher kaku, mual, muntah, tidak nyaman saat memandang cahaya, bingung, mengantuk terus.

Pencegahan:
Di negara berkembang, termasuk Indonesia, imunisasi mampu menurunkan kejadian infeksi, terutama Hib, lebih dari 95 persen, termasuk pneumonia.

Muntaber

Ditandai buang ari besar lebih dari dua kali sehari serta berlangsung kurang dari 14 hari. Biasanya feses lembek, cair dan bisa berupa air saja.

Penyebab:
Infeksi bakteri, virus, atau parasit gangguan penyrapan makanan atau malabsorbsi, alergi, keracunan zat kimia atrau bahan yang ada dalam makanan, imunodefisiensi atau kekebalan tubuh menurun.

Gejala:
Wajah cekung, kulit keriput, kejang, kesadaran menurun.

Pencegahan:

  • Jaga kebersihan diri, lingkungan, makanan dan alat-alat makan
  • Gunakan air bersih untuk memasak, mandi, dll. Air minum sesuai sanitasi standar (tidak berbau, berwarna, berasa).
  • Selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
  • Biasakan anak makan di rumah dan tidak jajan sembarangan.

Campak

Virus campak menular lewat percikan ludah. Bisa ditularkan oleh orang terinfeksi sejak empat hari sebelum sampai empat hari setelah keluarnya ruam. Setiap tahun, sekitar 30 ribu anak Indonesia meninggal akibat campak.

Gejala:
Demam, ruam di kulit, batuk, pilek, mata merah, sulit bernapas

Komplikasi:
Diare, pneumonia, radang otak, infeksi telinga, kebutaan. Komplikasi ini rentan terjadi pada anak dengan gizi buruk atau sistem kekebalan lemah.

Pencegahan:
Vaksin (tersedia bagi anak usia 6 bulan hingga 12 tahun) akan melindungi anak dari penyakit campak seumur hidup. Untuk anak usia di bawah 5 tahun, beri vitamin A bersama vaksin campak.

Demam

Anak demam ketika suhu tubuh naik karena infeksi virus atau bakteri. Anak cenderung menangis terus, tak mau makan, detak jantung dan pernapasan meningkat, kaki dan tangan dingin, kulit pucat, dan terdapat bercak kebiruan. Bila panasnya tak lebih dari 38,3 derajat celcius, bisa ditangani sendiri. Istirahatkan dan beri banyak minum.

Obat digunakan bila panas lebih dari 38,3 derajat dan anak memiliki riwayat kejang demam atau penyakit kronis lain. Kompres dahi serta lipatan tangan dan paha dengan air hangat. Jangan gunakan alkohol karena tidak meredakan panas. Bila kesadaran anak menurun, sesak napas, tidak mau minum, muntah, diare, panas di atas 39 derajat dan tidak turun dalam 24 jam, segera bawa ke puskesma atau rumah sakit terdekat.

Semoga artikel ini bermanfaat, salam sehat selalu.