Serangan jantung bisa datang kapan saja. Tanpa diduga, tiba-tiba penderita mengalami kolaps, dalam dalam hitungan jam, penderita divonis meninggal dunia. Kasus serangan pada jantung yang merenggut banyak nyawa manusia bukan hanya terjadi sekarang-sekarang ini. Masalah pada organ jantung ini sudah lama menjadi momok menakutkan bagi keselamatan nyawa manusia.
Masih ingat berita tentang kematian almarhum Adjie Masaid beberapa waktu lalu? Aktor sekaligus anggota perwakilan rakyat itu tiba-tiba saja pingsan setelah berolahraga futsal di malam hari. Padahal selama pertandingan, ia tampak bugar. Pingsannya Adjie Masaid dicurigai sebagai salah satu bentuk penyakit jantung. Dan itu, terjadi sangat tiba-tiba.
Kisah tentang serangan jantung yang “berhasil” membuat seseorang kehilangan nyawa bukan hanya terjadi pada Adjie Masaid. Para pemain bola, baik luar maupun dalam negeri juga menyuguhkan cerita tersendiri tentang penyakit jantung. Sudah cukup banyak pemain bola di luar negeri sana, bahkan di Indonesia, yang meninggal di lapangan akibat penyakit jantung. Mereka yang secara logika tidak mungkin mengalami penyakit jantung, pada akhirnya harus menyerah pada takdir.
Pemain bola rata-rata adalah mereka dengan gaya hidup sehat. Setidaknya itulah yang terlihat secara kasat mata. Mereka tidak diperbolehkan menghisap rokok, berolahraga hampir setiap hari, menu makanan pun dijaga, tapi yang terjadi malah mencengangkan. Beberapa kali kasus penyakit jantung menjadi penuntas perjalanan mereka di dunia.
Bahkan, ada beberapa kejadian saat seorang pemain bola terkena serangan jantung tertangkap kamera, karena memang sedang bertanding. Rata-rata reaksi yang ditunjukkan adalah tergeletak tak berdaya dengan tangan memegang dada. Pemain tersebut tiba-tiba terjatuh tanpa ada gangguan dari pemain lawan. Pertolongan pertama yang dilakukan tim medis biasanya adalah memberikan alat bantu pernafasan.
Fakta-fakta tentang penyakit jantung yang terjadi di lapangan bola seolah menunjukkan bahwa penyakit ini adalah ancaman terdekat bagi siapapun. Bahkan orang yang terlihat sehat sekalipun. Di Amerika, ada sebuah data mengejutkan tentang gangguan kesehatan ini. Lebih dari satu juta jiwa melayang setiap tahunnya akibat serangan jantung.
Serangan jantung menduduki peringkat pertama sebagai gangguan kesehatan yang mampu menghilangkan nyawa warga Amerika, dan tidak menutup kemungkinan bagi warga negara lain. Peringkat kedua disusul oleh jantung koroner. Dua masalah pada kesehatan jantung ini sungguh merupakan ancaman nyata yang sekilas mengajarkan tentang pentingnya menjaga kesehatan jantung.
Umumnya, serangan jantung disebabkan karena penyumbatan pada arteri atau nadi koroner. Penyumbatan ini adalah reaksi susulan setelah plak aterosklerotik mengalami pecah. Plak aterosklerotik adalah timbunan asam lemak atau lipid dan sel darah putih yang berdiam di dinding arteri koroner. Dinding koroner sendiri merupakan saluran mengalirnya darah ke jantung.
Bayangkan, plak aterosklerotik yang berisi timbunan lipid itu pecah. Asam lemak dalam plak akan membentuk semacam gumpalan darah. Dan gumpalan darah inilah yang menghambat darah mengalir dengan lancar. Semakin besar gumpalan yang menyumbat, maka aliran darah menjadi semakin sempit. Dan itulah yang menyebabkan terjadinya penyakit serangan jantung.
Namun, penyebab tersebut bukan satu-satunya hal yang membuat serangan pada jantung terjadi. Menutupnya salah satu katup jantung juga bisa menjadi pemicu penyakit jantung.
Bagaimana serangan jantung terjadi?
Orang-orang dalam lingkup ilmu kedokteran, menyebut serangan jantung ini dengan istilah infark miokard atau infark miokard akut. Dinamakan infark miokard karena berhubungan dengan reaksi yang terjadi pada organ-organ jantung. Miokard sendiri adalah sebutan untuk sel-sel otot yang ada di jantung, sementara infark mengacu pada pengertian kerusakan atau kematian sel.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa serangan jantung terjadi akibat matinya sel-sel otot yang ada di daerah jantung. Kematian sel tersebut diakibatkan oleh kurangnya asupan oksigen ke sel-sel otot jantung. Penyumbatan saluran jantunglah yang menjadi “tersangka” utama dari rangkaian kronologis pada kasus penyakit jantung.
Serangan jantung ini rata-rata bersifat dadakan, tiba-tiba. Ini karena oksigen yang masuk ke dalam otot jantung juga mendadak berkurang. Lalu, mengapa oksigen yang masuk ke dalam otot bisa berkurang secara tiba-tiba? Penyebabnya adalah tertutupnya nadi koroner dalam waktu yang tiba-tiba. Tertutupnya nadi koroner disebabkan oleh menegangnya nadi koroner itu sendiri atau bisa juga disebabkan oleh darah yang menggumpal di saluran otot jantung.
Sebenarnya, terhalangnya atau tertutupnya nadi koroner merupakan hal yang lumrah terjadi. Tapi kemudian, nadi tersebut kembali terbuka dan sistem peredaran darah akan kembali lancar. Hal inilah yang tidak terjadi pada kasus serangan jantung. Katup atau nadi tersebut tertutup dalam waktu yang lama, dan darah tidak bisa mengalir normal, akibatnya, sel-sel jantung akan mati.
Biasanya, jika setelah 20 sampai 40 menit seseorang yang mengalami serangan jantung tidak mendapatkan pertolongan, dan proses mengalirnya darah tidak segera kembali normal, risiko kematian di depan mata. Diawali dengan rusaknya sel-sel otot jantung yang bersifat permanen, hingga menyebabkan gagal jantung dan hilangnya nyawa.
Reaksi Serangan jantung
Secara umum, reaksi serangan jantung hampir sama dengan gangguan jantung seperti gagal jantung dan jantung koroner. Rata-rata adalah rasa sesak amat sangat. Karena ini berkaitan dengan kandungan oksigen dalam otot jantung yang tidak terpenuhi dengan normal.
Akibat tersumbatnya saluran jantung, siapapun yang mengalami penyakit jantung akan merasakan sakit di bagian dada yang luar biasa. Rasa sakit itu biasanya akan menyebar hingga ke lengan sebelah kiri dan leher. Tarikan nafas akan terasa sangat berat, detak jantung menjadi lebih cepat, disertai dengan mual dan rasa ingin muntah.
Ada juga reaksi penyakit jantung yang membuat penderitanya merasa sakit luar biasa hingga ke arah perut. Keringat mengucur deras dan merasakan sakit yang amat di daerah kaki. Dan reaksi serangan jantung yang paling parah adalah pingsan.
Namun, reaksi-reaksi serangan jantung tersebut tidak selalu sama setiap orangnya. Ada yang hanya merasakan kurang nyaman pada darah rongga dada, serta ada yang merasakannya seperti sesak nafas biasa. Sehingga, yang sesungguhnya itu adalah penyakit jantung, kerap dianggap remeh.
Jika dilihat dari reaksi yang hampir sama dengan gangguan jantung lainnya, hal-hal yang dilakukan agar datangnya penyakit jantung bisa diminimalisir pastinya juga tidak berbeda jauh. Menerapkan gaya hidup sehat lagi-lagi menjadi cara paling ampuh untuk menjauhkan Anda dari masalah-masalah kesehatan jantung tersebut.
Fakta Serangan jantung
Sesungguhnya, serangan jantung tidak tejadi secara tiba-tiba. Apa yang menimpa Adjie Massaid dan pemain bola yang tiba-tiba meninggal di lapangan merupakan rangkaian dari penyakit jantung. Paling tidak, sebelum benar-benar dinyatakan meninggal, orang tersebut pasti pernah mengalami beberapa kali penyakit jantung. Entah yang reaksinya disadari atau tidak dan terasa atau tidak.
Kerusakan pada otot jantung tersebut berlangsung secara berulang dan akhirnya menumpuk. Dalam proses perjalanannya, penyakit jantung juga bisa mendapatkan pengaruh dari keadaan emosional. Keadaan emosional yang tidak stabil menyebabkan mental menjadi lelah, dan stress yang akhirnya berimbas pada amburadulnya sistem metabolisme tubuh. Tidak heran bila dalam beberapa sinetron, salah satu pemainnya tiba-tiba terkena serangan jantung saat mendengar kabar yang menggangu jiwa serta emosinya.
penyakit jantung juga tidak hanya terjadi pada mereka dengan berat tubuh yang berlebih, meskipun memang kesempatannya lebih besar. Anak-anak dan manusia dengan usia yang belum terlalu banyak juga rentan terhadap serangan jantung. Fakta selanjutnya tentang gangguan jantung adalah, gangguan pada jantung ini bisa menyerang pada wanita maupun pria. Selain itu, fakta tentang penyakit jantung lainnya adalah kondisi jantung yang sehat ternyata bukan jaminan Anda akan terbebas dari penyakit jantung.
Meskipun demikian, tidak ada salahnya bukan jika kita tetap menjaga kesehatan jantung? Tunjukkan itu sebagai upaya kita sebagai manusia yang mensyukuri atas karunia Tuhan. Sehingga kita bisa terhindari dari serangan jantung.
Komentar Terakhir