Pantas jika osteoporosis dijuluki silent thief. Ia menyerang diam-diam, nyaris tanpa gejala. Pengidap keropos tulang baru sadar ketika sudah mengapami patah tulang. Meski semua tulang bisa kena osteoporosis, tulang belakang, pergelangan tangan dan tulang pinggul lebih mudah keropos.

Apa alasannya? Tulang adalah jaringan hidup yang secara konstan mengalami regenerasi. Dari sejak kita lahir hingga masa remaja, tulang yang baru terbentuk lebih cepat daripada tulang yang rusak, sehingga tulang tumbuh besar dan padat.

Selama masa remaja, tulang bahkan tumbuh lebih kuat dan lebih cepat. Karena itu, di usia 20-30 tahun terjadilah masa puncak atau masa keemasan tulang-tulang kita.

Setelah itu proses pembentukan tulang melambat dan kalah cepat daripada hilangnya massa tulang. Apabila kepadatan tulang itu makin rendah, akan mudah terjadi fraktur (retak atau patah).

Tidak Terasa

Selain itu, tulang belakang, tulang pinggul, tulang pergelangan tangan, juga tulang tumit memiliki banyak rongga (serupa spons) yang disebut tulang trabekular. Tulang-tulang ini bentuknya kecil dan kurang kuat. Tidak seperti tulang di tangan dan kaki yang lebih panjang, keras dan kokoh atau disebut tulang kortikal. Tulang trabekular lebih mudah hilang kepadatannya dibandingkan dengan tulang kortikal.

Pada kondisi osteoporosis (keropos tulang) rongga-rongga tersebut menjadi lebih besar dan hanya dihubungkan oleh jaringan tulang yang tipis dan lemah. Tulang yang sudah rapuh itu pun gampang mengalami retak atau bahkan patah. Walau hanya melakukan aktivitas ringan seperti bersin, membungkuk, ruas-ruas tulang belakang yang sudah terkena osteoporosis dapat mengalami fraktur.

Anehnya, fraktur yang paling banyak terjadi akibat osteoporosis ini seringkali tidak nyata dirasakan oleh penderitanya. Kalaupun merasa sakit, ia hanya mengira otot dibagian punggung yang cedera.

Sementara patah tulang di bagian pinggul umumnya mengenai tulang paha di bawah sendi pinggul. Dan ini merupakan alasan terbanyak dilakukannya operasi dan perawatan di rumah sakit. Risiko patah tulang pinggul meningkat seiring bertambahnya usia, karena di usia tua orang cenderung mudah jatuh.Penyakit Osteoporosis

Tak Hanya Perempuan

Osteoporosis adalah suatu keadaan yang ditandai dengan berkurangnya kepadatan tulang. Osteo berarti tulang, sedangkan porosis itu pengeroposan. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya kekuatan tulang, sehingga kemungkinan mengalami patah akan meningkat.

Kebanyakan pasien osteoporosis memang perempuan lanjut usia. Itu sebabnya, masyarakat cenderung berpikir bahwa osteoporosis adalah penyakit perempuan. Padahal itu hanya mitos! Ia bisa mengintai pria juga, bahkan bisa menjadi masalah kesehatan yang sangat serius.

Osteoporosis lebih sedikit mengenai pria karena tulang pria cenderung lebih besar, hilangnya masa tulang pada pria lebih lambat mulainya daripada wanita dan selanjutnya juga lebih perlahan, lalu tak ada masa-masa hilangnya massa tulang secara cepat pada pria seperti yang terjadi pada wanit saat menopause.

Bagaimanapun, pria tetap berisiko terkena osteoporosis. Pria dapat mengalami kehilangan massa tulang secara bermakna seiring bertambahnya usia, dan ini mudah mengarah ke osteoporosis. Faktanya, satu dari delapan pria usia 50 tahun keatas berisiko mengalami patah tulang akibat osteoporosis.

Pola hidup tidak sehat seperti merokok, mengonsumsi alkohol, kurang olahraga, dan berat badan kurang, membuat pria berisiko tinggi mengalami keroposan tulang. Tak hanya yang tua, pria muda pun bisa terkena osteoporosis, terutama jika mengalami gangguan hormone, lever dan tiroid, atau menjalani terapi steroid.

Banyak ahli memperkirakan di masa datang kasus patah tulang akan jadi epidemic karena populasi lanjut usia makin banyak. Karena itu, alangkah baiknya jika sejak dini dilakukan pencegahan, misalnya dengan mengonsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D.

Jika terasa tidak mencukupi, suplemen kalsium plus vitamin D dapat menjadi pilihan untuk membantu memenuhi kebutuhan kalsium dan vitamin D setiap hari. The National Osteoporosis Foundation menganjurkan asupan kalsium setidaknya 1.200 miligram per hari bagi usia 51 tahun keatas, dan 1.500 miligram per hari bila usia dudah menginjak 65 tahun keatas.

Sebesar Risiko Kanker

Tahukah Anda bahwa risiko seorang perempuan untuk mengalami patah tulang pinggul sama besarnya dengan risiko terkena kanker payudara, kanker indung telur, dan kanker rahim (mulut rahim)? Risiko tersebut akan semakin besar jika Anda memiliki beberapa faktor berikut:

  • Perempuan menopause atau berusia diatas 50 tahun.
  • Bertulang kecil atau kurus.
  • Ada riwayat osteoporosis atau patah tulang dalam keluarga.
  • Memiliki masalah kesehatan, misalnya mass tulang rendah, anoreksia, kekurangan estrogen akibat menopause, siklus haid tidak normal.
  • Diet rendah kalsium dan vitamin D.
  • Kurang olahraga atau harus berbaring dalam waktu lama akibat sakit.
  • Bergaya hidup tidak sehat, misalnya merokok dan mengonsumsi alkohol.