Tingginya nilai jual tuna, jenis ikan yang paling banyak dicari dan dicuri dari laut Indonesia, karena rasanya yang lezat. Selain itu, banyak kandungan zat gizi ikan tuna yang mampu menyehatkan orang dewasa dan mencerdaskan anak-anak.

Ikan merupakan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi. Salah satu jenis ikan yang banyak diminati, baik di pasar lokal maupun internasional, adalah ikan tuna, yang dalam bahasa Latinnya dikenal sebagai Thunnus sp dan dalam bahasa Inggris disebut skipjack. Ikan tuna mempunyai daerah penyebaran sangat luas atau hampir terdapat di semua daerah tropis maupun subtropis.

Hingga saat ini tuna masih dihasilkan dari kegiatan penangkapan, bukan hasil budidaya. Keberhasilan operasi penangkapan sangat ditentukan oleh keterampilan mengenali pola tingkah laku ikan tuna yang berkaitan dengan kebiasaan makan, suhu air, arus air dan musim kawin.

Nilai gizi tuna yang sangat baik, terutama omega 3-nya membuat tuna mempunyai seribu satu manfaat bagi kesehatan tubuh. Namun, hal itu harus didukung dengan pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan tuna yang baik. Ikan tuna yang masih segar sebaiknya disimpan di lemari es (jika akan segera digunakan) atau dibekukan (jika ingin disimpan untuk beberapa lama).

Kaya Omega-3

Sebagai salah satu komoditas laut, ikan tuna juga kaya akan asam lemak omega-3. Kandungan omega-3 pada ikan air laut, seperti ikan tuna, adalah 28 kali lebih banyak daripada ikan air tawar.

Konsumsi ikan 30 gram sehari dapat mereduksi risiko kematian akibat penyakit jantung hingga 50 persen. Asam lemak omega-3 juga mempunyai peran penting untuk proses tumbuh kembang sel-sel saraf, termasuk sel otak, sehingga dapat meningkatkan kecerdasan, terutama pada anak-anak yang sedang mengalami proses tumbuh-kembang.

Sumber Mineral

Ikan tuna juga kaya sebagai mineral penting yang esensial bagi tubuh. Kandungan iodium pada ikan tuna mencapai 28 kali kandungan iodium pada ikan air tawar. Iodium sangat berperan penting untuk mencegah penyakit gondok dan meningkatkan kecerdasan anak.

Selain itu, ikan tuna juga kaya akan selenium. Komsumsi 100 gram ikan tuna cukup untuk memenuhi 52,9 persen kebutuhan tubuh akan selenium. Selenium mempunyai peran penting di dalam tubuh, yaitu mengaktifkan enzim antioksidan glutathione peroxidase. Enzim ini dapat melindungi tubuh dari serangan radikal bebas penyebab berbagai jenis kanker.

Ikan tuna pun mengandung kalium yang cukup bagus. Kalium diketahui bermanfaat untuk mengendalikan tekanan darah, terapi darah tinggi, serta membersihkan karbondioksida di dalam darah. Kalium juga bermanfaat untuk memicu kerja otot dan simpul saraf. Kalium yang tinggi akan memperlancar pengiriman oksigen ke otak dan membantu memperlancar keseimbangan cairan tubuh.manfaat ikan tuna

Cegah Stroke

Kandungan gizi yang tinggi membuat tuna sangat efektif untuk menyembuhkan berbagai penyakit, salah satunya stroke. Sebuah studi yang pernah dilakukan selama 15 tahun menunjukkan bahwa konsumsi ikan tuna 2-4 kali setiap minggu, dapat mereduksi 27 persen risiko penyakit stroke daripada yang hanya mengonsumsi satu kali dalam sebulan.

Konsumsi 5 kali lebih dalam setiap minggunya dapat mereduksi penyakit stroke hingga 52 persen. Konsumsi tuna 1-3 kali per bulan dapat mengurangi risiko tubuh dari ischemic stroke, yaitu stroke yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke otak.

Tangkal Leukemia Dan Kanker Payudara

Konsumsi ikan tuna yang dioleh dengan cara dipanggang atau dibakar, tetapi tidak digoreng, dapat mencegah risiko penyakit heart arrhythmia, terutama bagi mereka yang berusia lanjut. Sebuah studi yang dipublikasikan oleh Universitas Harvard pada tahun 2004 menunjukkan bahwa konsumsi ikan tuna 1-4 kali setiap minggu dapat meningkatkan omega-3 dan mencegah penyakit heart arrhythmia hingga 28 persen.

Studi yang dilakukan terhadap 6.800 orang Kanada tersebut menunjukkan bahwa konsumsi ikan yang kaya akan asam lemak dapat mengurangi risiko leukemia hingga 28 persen, multiple myeloma 36 persen, dan non-hodgkins lymphoma hingga 29 persen.

Ikan tuna juga baik untuk mencegah kanker payudara. Hal tersebut disebabkan kandungan omega-3 pada tuna dapat menghambat enzim proinflammatory yang disebut cyclooxygenase 2 (COX 2), enzim pendukung terjadinya kanker payudara.

Omega-3 juga dapat mengaktifkan reseptor di membran sel yang disebut peroxisome proliferator-activated receptor (PPAR)-a, yang bisa menangkal aktivitas sel penyebab kanker. Selain itu, omega-3 juga dapat memerbaiki DNA.

Tinggi Purin Dan Histamin

Mesipun tuna mempunyai manfaat yang sangat luar biasa bagi tubuh, konsumsinya secara berlebihan juga perlu dicermati. Tuna mengandung senyawa purin yang dapat menjadi pencetus penyakit gout atau asam urat. Hal itu yang menyebabkan orang yang mempunyai masalah dengan ginjal atau sedang menderita gout, sebaiknya membatasi konsumsi makanan yang kaya purin seperti ikan tuna.

Selain purin, tuna juga mengandung histamin. Histamin merupakan senyawa turunan dari asam amino histidin yang banyak terdapat pada ikan. Histidin merupakan salah satu dari sepuluh asam amino esensial yang dibutuhkan oleh anak-anak dan bayi, tetapi bukan asam amino esensial bagi orang dewasa.

Histamin tidak membahayakan jika dikonsumsi dalam jumlah rendah, yaitu 8 mg per 100 gram ikan. Keracunan akan timbul jika kadar histamin yang terdapat pada ikan yang kita konsumsi cukup tinggi.

Menurut FDA (Food and Drug Administration) di Amerika, keracunan histamin akan berbahaya jika seseorang mengonsumsi ikan dengan kandungan histamin 50mg/100 gram ikan. Kandungan histamin sebesar 20mg/100 gram ikan akan terjadi jika penanganan ikan dilakukan secara tidak higienis.

Gejala keracunan akan muncul apabila kita mengonsumsi ikan dengan kandungan histamin yang berlebih, yaitu dalam jumlah di atas 70-100 mg. Akibatnya, timbul muntah-muntah, rasa terbakar pada tenggorokan, bibir bengkak, sakit kepala, kejang, mual, muka dan leher kemerah-merahan, gatal-gatal dan badan lemas.

Sekilas gejala keracunan histamin mirip dengan gejala alergi yang dialami oleh orang yang sensitif terhadap ikan atau bahan makanan asal laut. Akibatnya, orang sering keliru membedakan gejala keracunan histamin dengan alergi.

Sampai saat ini memang belum pernah dilaporkan adanya kematian akibat keracunan histamin. Meskipun begitu, kita harus tetap waspada karena efek yang ditimbulkannya juga tidak bisa dianggap sepele.

Langkah paling tepat untuk mencegah keracunan histamin adalah dengan cara memilih dan mengonsumsi ikan yang masih segar dan bermutu baik. Perhatikan pula cara penanganan ikan secara tepat dan benar, sehingga bahayanya dapat dihindari. (dari berbagai sumber)