GALA sabtu, 1 juni 1991
Ny. Djamilah Najmuddin Mengobati Pasien Membangun Pesantren

Bandung – “Cita-cita kami cuma satu. Ingin memindahkan Gontor ke Jabar,” ujar Ny. Djamilah Salmin Al-Yazidi istri dosen dan mubaligh yang biasa mengobati berbagai jenis penyakit Drs. H.C. Najmuddin HS. Rintisan ke arah itu, sudah dilakukan oleh suaminya sejak beberapa waktu lalu. Sebuah pondok pesantren yang dibangun di atas lahan seluas 5 hektar di Kampung Cimanggu, Desa Ciheulang Kecamatan Cibadak Sukabumi.

“Di pondok pesantren itu, kami memberikan pola pendidikan yang sama dengan yang diajarkan di Gontor,” ujar Najmuddin yang mendampingi istrinya saat berbincang di rumanya Gg. Pesantren No. 13/88 RT.02 RW.08 Jalan Pagarsih Bandung.

Para santri yang baru masuk, mau tidak mau harus mengadaptasikan dirinya dengan lingkungan pesantren. Baik dalam bersikap maupun dalam bicara. Dalam bicara, para santri hanya dibolehkan menaggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris. “Rata-rata mereka yang baru masuk sekalipun, dengan cepat bisa menggunakan kedua bahasa itu,” ujar Najmuddin.

Namun, untuk lebih mengembangkan pesantren ini, Najmuddin menghadapi kendala yang cukup besar yakni biaya untuk menyelesaikan bangunan sesuai dengan siteplannya.

“Bangunan yang sudah berdiri sekarang saja dananya merupakan sumbangan dari para pasien yang datang kesini,” ujarnya seraya menyebutkan bangunan fisik yang diselesaikannya baru 10%-nya saja. Namun, karena sudah banyak peminat maka bangunan yang belum rampung itu difungsikan. Sedangkan tenaga pengajarnya langsung didatangkan dari Gontor, jelas Ny. Djamilah mantan aktivis PII dan HMI.

Mengobati Pasien Membangun Pesantren

Mengobati Pasien Membangun Pesantren

Ahli Pengobatan Tradisional

Nama Djamilah Najmuddin, disamping dikenal sebagai dosen dan mubaligh belakangan ini dikalangan masyarakat dikenal pula sebagai ahli pengobatan Tradisional. Pengobatan yang dilakukannya tertumpu pada kemampuannya melakukan pijat refleksi dan ditambah racikan obat yang bahan bakunya di datangkan dari Arab Saudi, tanah leluhur istrinya.

Kemampuan yang dimiliki dosen Unisba ini, bukan hanya untuk menyembuhkan penyakit rasional saja, bahkan beberapa jenis penyakit irrasional yang tidak dapat ditangani secara medis, sembuh dengan cara pengobatan yang dilakukannya.

Jenis penyakit yang dimaksud, seperti asma, kanker, liver / hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C ginjal, paru-paru, maag, lemah syahwat/impoten bahkan HIV AIDS dan jenis penyakit lainnya. Kemampuannya dalam kecepatan menyembuhkan penyakit, sudah teruji berkali-kali. Pasien yang datang, tidak hanya dari penjuru pulau Jawa, namun banyak pula yang datang dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara.
Bahkan, dari catatan yang ada didaftar tamunya tokoh masyarakat terkenal seperti Prof. Dr. Srie Somantri, Direktur Puteraco Group Ir. Harry Yuniarto, Kabid Pemasaran PLN Distribusi Jabar, termasuk deretan pasien yang ditangani olehnya.

“Berkat pertolongan Allah, Alhamdulillah kami bisa menyembuhkan penyakit yang mereka derita,” ujarnya, sambil menambahkan dalam menekuni keahliannya ini ada tiga sasaran yang ingin dicapainya. Pertama, sebagai kiai, misi dakwat Islam akan diutamakan dalam setiap kesempatan. Kedua, sebagai pendidik melaksanakan misi pendidikan. Betapapun kecilnya, ingin ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Ketiga, memberikan bantuan kesehatan kepada pasien sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. “Ketiga, misi ini akan kami pertahankan dan akan selalu mewarnai kegiatan kami,” ujarnya. Semesta kenyataan hidup ini adalah kesibukan berbuat menurut Allah SWT, semoga kita pun demikian adanya. Amin.(G-23)

Liputan GALA Sabtu 1 Juni 1991 hal 2

Liputan GALA Sabtu 1 Juni 1991 hal 2