Buah apel punya banyak manfaat. Jumlah kandungan gizi dan mineralnya memang tinggi. Selain mampu mencegah penyakit degenerative, seperti kanker, diabetes mellitus, dan penyakit jantung, buah ini mampu membunuh virus infeksi.

An apple a day keeps the doctor away, itulah ungkapan yang sering kita dengar tentang manfaat buah apel. Ungkapan tersebut bukan tanpa bukti. Karena banyak penyakit yang dapat dicegah, apel dinobatkan sebagai dokter alami bagi penduduk dunia. Tidak ada seorang pun yang mengetahui dengan tepat kapan orang mulai mengonsumsi apel. Penemuan fosil apel di sebuah danau purba di Swiss sering dijadikan patokan bahwa apel sudah dikenal sejak berabad-abad yang lampau.

Pada tahun 300 SM orang Jerman kuno sudah menanam apel. Demikian juga dengan tentara-tentara Romawi. Berkat invasi Romawi ke berbagai negara, tanaman apel bisa tersebar ke seluruh penjuru Eropa. Dari Eropa, apel masuk ke Amerika dibawa oleh para kolonis. Varietas yang dikembangkan di Indonesia umumnya didatangkan dari Eropa dan Australia melalui Cina pada tahun 1900-an. Di Indonesia, tanaman ini tumbuh di daerah berketinggian 700-1.200 meter dari pemukaan laut.

Walaupun apel (Malus sylvestris) bukan tanaman asli Indonesia, buahnya sangat digemari oleh masyarakat, ini dapat kita lihat dari mudahnya mendapatkan buah ini, baik yang dijual oleh pedagang keliling, pedagang kaki lima, pasar tradisional, maupun pasar swalayan. Jenis apel yang digemari umumnya adalah apel impor yang berwarna merah tua mengilap, mengalahkan apel lokal yang umumnya berwarna hijau. Keunggulan lain apel impor adalah ukurannya seragam, rasanya manis, teksturnya renyah, serta kulitnya mulus tanpa bercak cokelat.

Apel umumnya dikonsumsi sebagai buah segar. Komponen penting pada buah apel adalah pektin, yaitu sekitar 24 persen. Pektin tersebut akan membentuk gel bila ditambah gula pada kisaran pH tertentu. Pectin memegang peran penting dalam pembuatan jus (sari buah), jeli, selai dan dodol. Selain itu, apel juga dapat diolah menjadi keripik dan cuka (vinegar). Apel yang diolah umumnya merupakan buah berukuran kecil (tidak masuk grade) atau buah hasil penjarangan.

Karoten dan Pektin

Makan sebutir apel sehari bukan hanya menjadi sehat dan jauh dari dokter, tetapi juga cantik, dengan kulit yang halus serta tubuh langsing. Khasiat tersebut didasarkan pada tingginya kadar zat gizi yang terdapat dalam sebuah apel, terutama vitamin dan mineral. Kandungan zat-zat gizi dalam 100 gram buah apel adalah: 58 kkal energy; 4 g lemak; 3 g protein; 14,9 karbohidrat; 900 IU vitamin A; 7 mg tiamin; 3 mg riboflavin; 2 mg niacin; 5 mg vitamin C; 0,04 mg vitamin B1; 0,04 mg vitamin B2; 6 mg kalsium; 3 mg zat besi; 10 mg fosfor dan 130 mg potassium (kalium).

Disamping zat-zat gizi tersebut di atas, rahasia apel sebagai pencegahan penyakit terletak pada kandungan karoten dan pektinnya. Karoten memiliki aktivitas sebagai vitamin A dan juga antioksidan yang berguna untuk menangkal serangan radikal bebas penyebab berbagai penyakit degenerative. Pectin merupakan salah satu tipe serat pangan yang bersifat larut dalam air. Karena merupakan serat yang berbentuk gel, pectin dapat memperbaiki otot pencernaan dan mendorong sisa makanan pada saluran pembuangan.manfaat buah apel

Pektin juga dikenal sebagai antikolesterol karena dapat mengikat asam empedu yang merupakan hasil akhir metabolism kolesterol. Makin banyak asam empedu yang berikatan dengan pectin dan terbuang ke luar tubuh, makin banyak kolesterol yang dimetabolisme, sehingga pada akhirnya kolesterol menurun jumlahnya. Selain itu, pectin juga dapat menyerap kelebihan air dalam usus, memperlunak feses, serta mengikat dan menghilangkan racun dari usus.

Buah apel mempunyai indeks glikenik (indikator kecepatan peningkatan gula darah) yang sangat rendah. Hal ini berarti bahwa kadar gula yang terdapat secara alami pada apel tidak akan memacu kecepatan naiknya gula darah. Apel juga berfungsi mengontrol keluarnya insulin, sehingga tidak berlebihan. Karena itu, konsumsi apel secara teratur dapat menjaga keseimbangan gula darah serta menurunkan tekanan dan kolesterol darah.

Khasiat buah apel bagi kesehatan sangat terkait dengan zat-zat gizi maupun non gizi yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, apel layak disebut sebagai dokter alami. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa apel sangat besar manfaatnya, dalam hal (1) menurunkan kolesterol darah, (2)menurunkan tekanan darah, (3)menstabilkan gula darah, (4)meningkatkan high density lipoprotein (HDL= kolesterol baik), (5)membunuh virus infeksi, (6)mengurangi selera makan, (7)memperlancar pencernaan, (8) mempertahankan kesehatan saraf, (9)agen antikanker dan (10)menjaga kesehatan jantung.

Kaya Fitokimia

Selain memiliki senyawa kimia yang bergizi, apel juga mengandung zat nirgizi atau senyawa fitokimia yang sarat manfaat bagi kesehatan. Apel mengandung senyawa fitokimia dalam jumlah besar, salah satunya adalah flavonoid, yang besarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti varietas, pemanenan, penyimpanan dan pengolahan apel. Flavonoid termasuk ke dalam senyawa polifenol, yang tidak secara rata terdistribusi dalam jaringan tanaman. Konsentrasi fitokimia berbeda nyata antara kulit dan daging apel.

Senyawa fitokimia antioksidan merupakan pencegah radikal bebas penyebab kerusakan pada sel-sel tubuh. senyawa antioksidan dalam apel terdiri dari: quercetin-3-galactoside, quercetin-3glucoside, quercetin-3-rhamnoside, catechin, epicatechin, procyanidin, cyaniding-3-galactoside, coumaric acid, chlorogenic acid, gallic acid dan phloridzin (Boyer dan Liu, 2004).

Kosentrasi rata-rata senyawa fitokimia tersebut per 100 gram buah adalah quercetin glycosides 13,2 mg; procyanidin 9,35 mg; chlorogenic acid 9,02 mg; epicatechin 8,65 mg; dan phloretin glycosides 5,59 mg ( Lee et al., 2003). Pengolahan apel menjadi berbagai produk dapat mengurangi kadar senyawa fitokimia tersebut.

Senyawa fitokimia yang biasa dijumpai pada kulit apel terdiri dari procyanidins, catechin, epicatechin, chlorogenic acid, phloridzin, dan quercetin conjugates. Daging buah apel juga mengandung senyawa-senyawa tersebut, tetapi dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan pada kulit apel. Quersetin secara eksklusif terdapat dalam kulit apel. Sementara konsentrasi chlorogenic acid cenderung lebih tinggi pada daging buah dibandingkan pada kulit buah apel.

Procyanidis, epicatechin dan catechin, memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dan dapat mencegah oksidasi (low density lipoprotein (LDL=kolesterol jahat), sehingga mencegah terbentuknya radikal bebas (Laranjinha, 2003). Catechin dapat mencegah pembentukan tumor usus dan menunda serangan tumor (Ebeler et al, 2002). Sawa et al. (1999) menemukan bahwa chlorogenic acid memiliki aktivitas pemecahan alkyl peroxyl radical (ROO) yang sangat tinggi. Karena ROO dapat meningkatkan pembentukan tumor dan bersifat karsinogenik, kehadiran chlorogenic acid sangat penting untuk memberikan efek perlindungan terhadap kanker.

Quercetin merupakan antioksidan kuat, dan memiliki efek perlindungan yang potensial dalam melawan kanker dan penyakit hati (lamson dan Brignal, 2000). Quercetin juga dapat mengurangi oksidasi lipid dan meningkatkan glutathione (suatu antioksidan), sehingga mampu melindungi hati terhadap kerusakan oksidatif (Molina, et al, 2003). Aktivitas antioksidan total dari buah apel dengan kulitnya kira-kira sebesar 83 imol vitamin C, yang berarti bahwa aktivitas antioksidan dari 100 gram apel sebanding dengan 1.500 mg vitamin C. Vitamin C merupakan antioksidan kuat, tetapi penelitian menunjukkan bahwa hampir semua aktivitas antioksidan pada apel berasal dari berbagai senyawa lainnya. Aktivitas antioksidan vitamin C kurang dari 0,4 persen dari total aktivitas antioksidan dalam buah apel (Eberhardt et al, 2000).

Kulitnya Kaya Antioksidan

Kulit apel memiliki aktivitas antioksidan dan bioaktivitas yang lebih tinggi daripada buah apel karena mengandung lebih banyak senyawa antioksidan, terutama quercetin. Bila vitamin C mempunyai aktivitas antioksidan 1, quersetin memiliki aktivitas antioksidan 4,7 kali! Penelitian mengungkapkan bahwa apel tanpa kulit memiliki aktivitas antioksidan lebih kecil dari apel dengan kulitnya (Everhardt et al, 2000). Dengan demikian, mengonsumsi apel dengan kulit menjadi lebih baik dibandingkan tanpa kulit.

Tanda-tanda umum bahwa buah apel yang baik adalah sebagai berikut:
1. Kulit buahnya mengilap dan warnanya telah berubah sesuai dengan warna baku masing-masing varietas pada saat matang.
2. Ujung buah bekas kelopak tampak tidak menutup, tetapi merenggang.
3. Bila dijentik dengan jari akan terdengar suara nyaring.
4. Belum terlalu beraroma. Bila aroma telah tercium dengan jelas berarti buah sudah terlalu matang, sehingga tekstur renyahnya berkurang.

Apel impor biasanya diberi lapis lilin (wax) pada kulitnya dengan tujuan Menutupi pori-pori kulit buah untuk menghambat laju respirasi, sehingga memperpanjang umur simpan. Bila digosok dengan lap kering akan timbul warna mengilat, sehingga memberi kesan bersih dan segar. Karena apel lebih baik dimakan beserta kulitnya, perlu upaya untuk menghilangkan lapisan lilin tersebut dengan cara celupkan sebentar ke dalam air hangat agar lapisan lilin kulit buah apel mencair, kemudian gosok dengan lap kering hingga bersih.