Kata paprika diambil dari bahasa Hongaria, yang memang banyak dibudidayakan di negara itu. Kata ini digunakan untuk menjelaskan bahwa paprika adalah buah sekaligus bumbu penyedap yang memberi rasa pedas.

Paprika biasa dijumpai pada berbagai masakan dari berbagai belahan dunia. Di Jerman, Hongaria, dan Turki, paprika digunakan untuk memberi rasa pada sosis. Di Indonesia, anda pasti tak asing dengan sayuran paprika bercampur bawang bombai dan irisan daging sapi pada masakan teriyaki olahan restoran cepat saji alat Jepang. Bahkan, di Jepang, paprika termasuk sayuran yang biasa digoreng dengan tepung menjadi tempura.

Manfaat Paprika: selama ini sumber antioksidan yang kuat dan dikenal luas adalah sayur-sayuran dan buah-buahan. Paprika, yang di kawasan Mediterania termasuk jenis bumbu penyedap, ternyata juga merupakan sumber antioksidan yang kuat. Dalam penelitian, paprika memang masih kalah kuat dibandingkan oregano, bumbu lain asal kawasan Mediterania.

Rasa pedas paprika berasal dari zat bernama capsaicin. Zat ini bermanfaat melegakan saluran napas dari zat lendir. Penelitian lain mengungkapkan bahwa konsumsi capsaicin menyebabkan lambung mengeluarkan lendir yang melindungi permukaannya dari zat penyebab iritasi seperti asam, aspirin dan alkohol.

Kandungan Gizi Paprika: vitamin C pertama kali diisolasi dari paprika oleh ilmuwan asal Hongaria, Albert Szent-Gyorgyi. Kandungan vitamin C per 100 gram paprika adalah 150-250 mg. kandungan vitamin C tertinggi justru terdapat pada buah paprika yang pedas.
Paprika juga mengandung betakaroten, vitamin B1 dan B2. Per 100 gram terkandung 10 mg betakaroten.

Ingat: capsaicin juga dapat menyebabkan iritasi pada saluran cerna. Hindari sayuran ini jika Anda punya penyakit Maag.