Anak-anak yang tumbuh dipinggir jalan tol berisiko mengalami gangguan perkembangan paru-paru, yang dapat meningkatkan kemungkinan penyakit paru-paru dan penyakit pernapasan yang serius di kemudian hari.
Suatu penelitian membuktikan, anak yang tinggal di dekat jalan tol lebih sering mengalami masalah pernapasan seperti penyakit asma. Namun, ini merupakan penelitian pertama untuk menunjukkan bahwa paparan lama terhadap asap mobil dan truk nyatanya memengaruhi pertumbuhan paru-paru dan juga kapasitasnya. Laporan ini dipublikasikan pada The Lancet edisi online, Januari lalu.
“Paparan emisi gas buang dari kendaraan bermotor berpotensi membawa risiko kesehatan kronis pada perkembangan paru-paru anak,” kata peneliti W. James Gauderman, asisten profesor di Departemen of Preventive Medicine, University of Southern California, Los Angeles.
Para peneliti menemukan, anak-anak yang tinggal dekat dengan jalan tol secara signifikan kapasitas paru-paru nya berkurang, dibandingkan dengan anak-anak yang tinggal jauh dari jalan tol.
Dalam penelitannya Gauderman dan rekannya melibatkan 3.677 anak selama 8 tahun, menelurusi perkembangan paru-paru mereka. Anak-anak itu berusia 10 tahun saat penelitian dimulai dan berasal dari 12 komunitas di California Selatan. Kualitas air berbeda di setiap komunitas.
Para peneliti menemukan bahwa pertumbuhan paru-paru anak yang tingal 500 meter dari jalan tol secara signifikan berkurang dibandingkan dengan anak-anak yang tinggal 1500 meter atau lebih dari jalan tol.
Kelompok Gauderman juga menemukan, paparan dari jalan tol dan polusi udara memiliki efek negatif terhadap pertumbuhan fungsi paru-paru anak. Secara nyata ada penurunan persentase dari fungsi paru pada mereka yang berusia 18 tahun yang tinggal dalam radius 500 meter dari jalan tol.
Gauderman berpikir bahwa efek terhadap perkembangan paru-paru ini sangat serius. “Saat anak berhenti tumbuh, jumlah kapasitas paru-paru juga tidak berkembang lagi, tetapi akan menetap selama hidupnya,” tutur Gauderman.
Kapasitas paru-paru berkurang saat orang beranjak tua. “Penurunan kapasitas paru-paru diketahui menjadi faktor risiko dari penykait kardiovaskular dan pernapasan seperti emfiserma,” tambahnya.
Yang paling dikahwatirkan dari anak-anak dengan fungsi paru-paru seperti itu, saat mereka tua akan memiliki risiko besar untuk terkena penyakit pernapasan.
Seorang ahli berpikir bahwa masalah yang nyata ini sangat sulit pemecahannya. Hanya tindakan mengubah lingkungan atau emisi kendaraan bermotor yang akan memberi dampak baik.
“orang bernapas dengan hadirnya paparan asap dari kendaraan bermotor tentu saja tidak baik bagi perkembangan kesehatan paru-paru nya,” ujar Dr. David L Katz, seorang asosiate profesor kesehatan masyarakat dan Direktur Prevention Research Center di Yale University, School of Medicine.
Data ini menunjukkan hubungan jelas dan penting secara klinis antara jarak tempat tinggal anak ke jalan tol dengan penurunan fungsi paru-paru pada usia 18 tahun. “Defisit ini diamati terhadap kekuatan dan volume, setiap napas menunjukkan peningkatan risiko dari asma dan bronkitis sama halnya penurunan kapasitas dari eksersi fisik,” ungkap Katz.
Yang tidak bisa dilakukan para investigator adalah membereskan masalahnya. “Dapatkah kita desain ulang lingkungan urban, sehingga tidak ada rumah atau sekolah di sekitar jalan tol? Dapatkah kita menurunkan volume dan atau komposisi buangan mobil sehingga jalan tol tak lagi menjadi ancaman bagi pertumbuhan paru-paru anak?” tanyanya.
Komentar Terakhir