Buah pir yang nikmat dan menyegarkan, kaya zat gizi yang menyehatkan dan menangkal penyakit. Keunggulan lain, dari buah pir ini mampu mencegah penuaan dini, sehingga membuat awet muda.
Sebagian besar dari kita pasti pernah mengonsumsi buah pir. Namun, hanya sedikit dari kita yang mengenal buah pir sebagai buah yang mempunyai nilai gizi tinggi. Seorang sastrawan yang sangat terkemuka, Homer dalam The Odyssey menyebut buah pir sebagai “hadiah dari Tuhan”. Pada masa Louis XIV berkuasa di Perancis, buah pir merupakan salah satu makanan para bangsawan. Buah pir termasuk dalam genus Pyrus dan family Rosaceae. Tanaman buah ini mempunyai ukuran sedang, yaitu tinggi 10-17 meter, serta hanya dapat tumbuh pada musim dingin.
Seperti halnya buah apel, buah pir termasuk juicy fruit karena kandungan airnya yang sangat tinggi. Buah ini mempunyai berat rata-rata 160 gram dengan panjang 18 cm dan lebar 8 cm. Karakternya yang membawa kesegaran membuah buah pir sangat digemari konsumen.
Terdapat 30 jenis spesies tanaman pir, tetapi hanya tiga spesies yang biasa digunakan untuk produksi buah secara komersial, yaitu Pyrus communis, Pyrus bretschneideri, dan Pyrus pyrifolia. Pyrus communis dikenal sebagai pir Eropa karena sebagian besar dibudidayakan di Eropa dan Amerika Utara.
Pyrus bretschneideri dikenal sebagai ya pear dan Pyrus pyrifolia dikenal sebagai nashi pear. Keduanya tumbuh subur di Asia Timur dan dikenal dengan pir asia atau apel pir. Indonesia merupakan salah satu negara pengimpor terbesar buah pir Xiang Li (Pyrus sinkiangensis) dari Provinsi Xinjiang, Tiongkok.
Kendalikan Tekanan Darah
Buah pir tergolong tanaman yang mempunyai nilai gizi yang cukup baik, diantaranya adalah kalium, serat pangan (dietary fiber), vitamin C, vitamin K dan tembaga. Kandungan gizi buah pir dapat dilihat pada tabel.
Kandungan kalium pada buah pir sangat tinggi, yaitu 119 mg per 100 g buah, sedangkan kandungan natriumnya sangat rendah, yaitu 1 mg per 100 g. Rasio kalium yang sangat tinggi terhadap natirum (199:1), memberikan efek positif dalam pengendalian tekanan darah dan pengobatan hipertensi.
Menurut The George Mateljan Foundation (2006), kandungan serat pangan pada buah pir termasuk dalam kategori baik. Konsumsi satu buah pir telah memenuhi 19,8 persen kebutuhan tubuh akan serat pangan setiap hari.
Serat sangat dibutuhkan tubuh untuk menurunkan kadar kolesterol. Di dalam saluran pencernaan, serat pangan akan mengikat asam empedu (produk akhir kolesterol) dan kemudian dikeluarkan bersama tinja. Dengan demikian, semakin tinggi konsumsi serat pangan, semakin banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan oleh tubuh.
Selain untuk menurunkan kadar kolesterol, kandungan serat pangan pada buah pir juga sangat berguna dalam sistem pencernaan. Konsumsi serat dalam jumlah cukup sangat baik untuk mengatasi sembelit dan aman untuk lambung yang sensitif atau radang usus.
Kandungan serat dan tembaga pada buah pir juga dapat mencegah terjadinya kanker kolon. Kandungan serat yang tinggi menjadikan buah pir juga sangat baik bagi penderita diabetes.
Vitamin C dan K
Buah pir merupakan sumber vitamin C yang baik. Konsumsi satu buah pir cukup untuk memenuhi 17 persen kebutuhan tubuh akan vitamin C setiap hari. Vitamin C dikenal sebagai senyawa utama tubuh yang dibutuhkan dalam berbagai proses penting, mulai dari pembuatan kolagen (protein berserat yang membentuk jaringan ikat pada tulang), pengangkut lemak, pengangkut elektron dari berbagai reaksi enzimatik, pemacu gusi yang sehat, pengatur tingkat kolesterol, serta pemacu imunitas. Selain itu, vitamin C sangat diperlukan tubuh untuk penyembuhan luka dan meningkatkan fungsi otak agar dapat bekerja maksimal.
Kandungan vitamin K pada buah pir juga cukup baik. Konsumsi satu buah pir cukup untuk memenuhi 15 persen kebutuhan tubuh akan vitamin K setiap hari. Vitamin K sangat berguna untuk membantu proses pembekuan darah. Vitamin K mempunyai potensi dalam mencegah penyakit serius, seperti penyait jantung dan stroke, karena efeknya yang dapat mengurangi pengerasan pembuluh darah oleh faktor timbunan plak kalsium.Vitamin K juga erat hubungannya dengan pengaturan protein dan kalsium di dalam tulang dan darah, sehingga mencegah tulang dari proses osteoporosis. Tanpa peran vitamin K, osteoporosis sebagai protein tulang tidak akan dapat bekerja dengan normal.
Beberapa peneliti lain kini mengarahkan riset mereka pada fungsi vitamin K dalam menangani kanker. Belakangan terbukti vitamin K juga bertindak sebagai racun dalam sel-sel kanker, tetapi tidak membahayakan sel-sel yang sehat. Fungsi lain yang turut dilaporkan adalah dalam mencegah penyakit alzheimer, pengontrolan kadar gula darah, serta mencegah sitokin, pembawa pesan yang berperan dalam menyebabkan pembengkakan sambungan tulang saat penuaan terjadi.
Selain itu, buah pir juga kaya akan mineral tembaga. Konsumsi satu buah pir setiap hari cukup memenuhi 15 persen kebutuhan tubuh akan tembaga. Tembaga merupakan komponen penting dari enzim superoxide dismutase (SOD) yang dapat mengeliminasi radikal superoxide. Radikal superoxide merupakan salah satu tipe radikal bebas yang terbentuk selama proses metabolisme tubuh.
Antikanker
Pir mempunyai sejumlah manfaat yang berguna untuk menjaga kesehatan. Selain karena kandungan gizinya yang tinggi, buah pir juga mengandung senyawa-senyawa yang esensial bagi tubuh.
Buah pir mengandung asam klorogenat (chlorogenic acid) yang merupakan salah satu bagian dari asam hidroksi sinamat (hydroxy cinnamic acid). Asam hidroksi sinamat ini berperan sebagai antioksidan yang dapat membendung pembentukan sel kanker. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa asam tersebut mampu mencegah pertumbuhan bakteri Shigella sonei, yang menjadi penyebab penyakit pada saluran pencernaan.
Asam hidroksi sinamat juga dapat mencegah terjadinya kanker kolon. Kemampuan tersebut dimiliki karena asam itu dapat mengikat nitrati di dalam perut, sehingga menghambat terbentuknya nitrosamin. Nitrosamin merupakan senyawa karsinogenik (penyebab penyakit kanker) yang sangat potensial didalam tubuh.
Asam hidroksi sinamat cenderung banyak terkumpul pada bagian kulit buah pir. Untuk mendapatkan manfaat pir yang terbaik, konsumsilah buah pir bersama dengan kulitnya. Namun, bila hendak diberikan kepada bayi, buah pir sebaiknya dikupas terlebih dahulu. Semoga bermanfaat. (dari berbagai sumber).
Komentar Terakhir