Organ hati atau liver atau hepar jarang dibicarakan. Tidak seperti jantung, ginjal, darah yang dapat kita bayangkan fungsi atau tugas orang-organ tersebut dan pentingnya bagi tubuh. Tetapi hati? Ngapain aja sih, hati nongkrong di badan kita? Ya, ngapain aja, apa kerja atau tugas-tugas organ hati, dan kalau hati kena radang alias anda terserang hepatitis, apa akibatnya? Fatalkah? Nah, sebelum mendalami penyakit liver  (hepatitis), sebaiknya anda mengenal organ hati terlebih dahulu, apa fungsinya dan apa perannya dalam melindungi kita dari penyakit-penyakit.

Liver atau hati merupakan organ yang sangat penting, terletak di rongga perut bagian kanan atas di bawah tulang rusuk. Sebagian besar berada di sisi kanan tubuh dan sebagian lagi di sisi kiri tubuh. Beratnya rata-rata 1.500 gram atau sekitar 2,5% dari berat badan. Dengan demikian, liver merupakan organ terbesar dalam tubuh. Ini setara dengan fungsinya yang berat, yaitu lebih dari 500 jenis pekerjaan yang harus dilakukan oleh organ hati. Karena dapat dimengerti betapa pentingnya hati/liver tersebut. Organ hati bertindak sebagai “mesin” tubuh, dapur, penyaring, pengolah makanan, pembuangan sisa metabolisme, zat racun dan zat-zat yang merugikan tubuh yang berasal dari makanan yang kita santap maupun dari hasil metabolisme tubuh. Liver juga melindungi tubuh kita dari infeksi dan penyakit-penyakit.

Patut diketahui bahwa kemampuan untuk menyaring zat-zat beracun dan berbahaya berupa minuman beralkohol maupun obat-obatan mempunyai konsekuensi merusak hati bahkan bisa sampai pada tingkatan hati tidak dapat sembuh kembali akibat kerusakan tersebut. Masalahnya, organ hati merupakan organ yang “pendiam”. Jika liver cedera atau mengalami masalah, dia tidak mengeluh atau “berteriak”. Dia diam saja sampai terjadi kerusakan yang parah. Itulah sebabnya penderita penyakit liver tidak menyadari bahwa organ hatinya mengalami kerusakan karena tak ada gejala atau tanda yang jelas. Sampai akhirnya kerusakan hati semakin parah dan penderita hepatitis baru merasa dirinya sakit setelah stadium lanjut.

ucapan terima kasih mantan pasien penyakit liver dan diabetes

ucapan terima kasih mantan pasien penyakit liver dan diabetes

Serangan beberapa penyakit liver termasuk virus hepatitis B dan C serta zat-zat berbahaya bisa merusak dan menghancurkan organ hati secara total. Hal ini disebabkan terjadinya parut (fibrosis) di saat penyembuhan hati di bagian yang rusak. Bentuk parut bisa menjadi semakin banyak dengan semakin parahnya hepatitis. Akibatnya terjadi sirosis yaitu kondisi organ hati yang penuh parut yang berakibat hati tidak lagi dapat berfungsi secara normal.

Hingga saat ini dikenal 8 jenis virus hati yang menyebabkan penyakit liver. Diantara virus tersebut, virus yang paling jahat dan dapat dengan mudah menular adalah virus hepatitis B yang biasa disebut HVB dan virus hepatitis C (HCV).

Masalah pada liver terjadi karena adanya kerusakan pada liver dan kerusakan pada liver disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:

  • Timbul peradangan pada sel
  • Aliran empedu terhambat
  • Kolesterol atau trigliserida menumpuk
  • Jaringan liver rusak oleh bahan kimia atau disusupi oleh sel-sel abnormal

Selain penyebab di atas, penyakit liver seringkali juga disebabkan oleh faktor genetika atau keturunan, sering mengonsumsi minuman beralkohol dan masih banyak lagi. Yang jelas penyebabnya tidak hanya satu.

DIAGNOSIS PENYAKIT LIVER

Untuk mendiagnosis penyakit liver, bisa dilakukan dengan dengan dua cara, yaitu:

1. Pemeriksaan Fisik

Penyakit liver bisa menimbulkan perubahan pada fisik seseorang. Perubahan fisik ini biasanya mempengaruhi hampir semua sistem tubuh termasuk jantung, paru-paru, perut, kulit, otak dan fungsi kognitif serta bagian lain dari sistem saraf. Pemeriksaan fisik pada penderita penyakit hepatitis sering membutuhkan pemeriksaan pada seluruh tubuh. Salah satu ciri seseorang menderita penyakit liver, umumnya perut menjadi lebih besar seperti kembung.

2. Tes Darah Di Laboratorium

Patologi standar untuk mengetahui penyakit liver biasanya dengan mengukur enzim hati, protein total, albumin dan bilirubin. Meskipun tes ini disebut tes ‘fungsi’ hati, namun sebenarnya tes ini dilakukan untuk menunjukkan apakah organ hati rusak atau tidak, bukan tes tentang bagaimana hati berfungsi. Dengan kata lain, tes laboratorium ini digunakan untuk mendeteksi penyakit liver, seperti hepatitis dan sirosis serta sel-sel hati yang rusak akibat virus, bakteri, alkohol, obat-obatan dan lain sebagainya. Masalah ringan yang terjadi pada liver, tidak bisa menggunakan tes laboratorium ini, melainkan dengan mengamati tanda dan gejalanya. Namun, sangat penting untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan serta melakukan tes laboratorium agar dapat diketahui apakah seseorang terjangkit penyakit liver atau tidak.

3. Pencitraan (Scan/Usg) Pada Tubuh

Pencitraan dilakukan untuk memvisualisasikan, tidak hanya liver, tetapi organ terdekat lain yang mungkin sakit. Contoh pencitraan meliputi:

–        CT scan (tomografi aksial komputerisasi),

–        MRI (magnetic resonance imaging), dan

–        USG (gelombang pencitraan suara, yang sangat membantu dalam menilai kandung empedu dan saluran empedu.

Biopsi liver mungkin dipertimbangkan untuk mengkonfirmasi diagnosis spesifik dari penyakit liver.

GEJALA PENYAKIT LIVER

Hampir semua peradangan pada liver menimbulkan gejala kuning pada tubuh, hal ini disebabkan menurunnya fungsi liver. Namun, hal ini tergantung pada penyebab, gejala serta tanda penyertanya yang seringkali tidak sama. Jika disebabkan oleh infeksi, umumnya akan disertai demam, nyeri kepala, lesu, dan lemah. Selain itu, keluhan mual dan muntah juga selalu menyertai penyakit liver ini.

Bila diperhatikan, kulit dan bagian putih pada mata akan tampak kuning, begitu juga dengan air seni yang akan berubah menjadi berwarna seperti teh. Gejala penyakit liver lainnya adalah nafsu makan menjadi hilang, susah bernafas, gangguan pada pencernaan seiring berjalannya waktu, timbul alergi atau bahkan tidak menyukai makanan sama sekali.

Selain semua gejala diatas, biasanya juga ada rasa tidak enak di perut bagian kanan atas dan terasa nyeri kalau ditekan. Satu hal yang harus diperhatikan, bahwa tidak semua penyakit liver akan  menyebabkan gejala kuning pada kulit dan bagian putih pada mata.

PENCEGAHAN PENYAKIT LIVER

Walaupun penyakit livertermasuk sebagai penyakit yang sulit diobati, tetapi penyakit liver masih bisa dicegah. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit liver:

Ucapan Terima Kasih Sembuh dari Penyakit Liver - Harian Gala 1990an

Ucapan Terima Kasih Sembuh dari Penyakit Liver – Harian Gala 1990-an

  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, menggunakan air bersih dan mengatur saluran pembuangan yang baik
  • Konsumsi makanan sehat dengan kandungan gizi seimbang dan terjaga kebersihannya sehingga terhindar dari resiko terkontaminasi kuman. Prinsip kebersihan dimulai dari pemilihan bahan, pencucian, dan pengolahan bahan
  • Hindari makanan berjamur dan kacang tengik karena biasanya mengandung aflatoksin yang menyebabkan kerusakan hati
  • Hindari menggunakan barang-barang pribadi seperti: pisau cukur, gunting kuku, dan lain-lain secara bersamaan untuk menghindari penularan virus hepatitis.
  • Tidak sembarangan minum obat dan menghindari penggunaan obat yang berlebihan karena jika tidak tepat bisa meracuni hati
  • Biasakan hidup sehat
  • Hindari minum minuman beralkohol. Jika tidak bisa maka sebaiknya dikurangi.
  • Hindari menggunakan obat-obatan terutama menggunakan jarum suntik secara bersama-sama.

HEPATITIS NON VIRUS

Penyakit liver atau hepatitis tidak hanya disebabkan oleh virus, ada beberapa hepatitis yang penyebabnya nonvirus. Di sini hanya akan dibahas tiga jenis penyakit liver atau hepatitis nonvirus, yaitu autoimmune hepatitis, toxic hepatitis, dan alcoholic hepatitis.

1. Autoimmune Hepatitis.

Inilah radang hati yang disebabkan imun tubuh menyerang hati. Sistem imun yang biasanya bertugas menyerang virus, bakteri dan penyebab penyakit lain, berbalik menyerang diri sendiri, dalam hal ini menyerang organ hati tubuh sendiri. Para ahli belum mengetahui dengan pasti penyebabnya, mungkin penyakit atau obat-obatan yang bisa menjadi pemicu (trigger) serangan tersebut, terutama pada wanita.Penyakit liver jenis ini jika tidak ditangani dengan benar, dapat berkembang menjadi sirosis hati, bahkan gagal hati. Jika ditangani dalam kondisi dini, sistem imun dapat ditekan keaktifannya dengan obat.

Gejala hepatitis autoimun bisa bervariasi dari yang ringan hingga yang berat. Bisa datang tiba-tiba atau berkembang dari gejala yang sudah ada. Berikut ini beberapa gejala hepatitis autoimun yang bisa bervariasi pada masing-masing pasien.

  • Anemia
  • Fatique
  • Ketidaknyamanan perut
  • Rasa sakit pada sendi-sendi
  • Gatal-gatal
  • Warna kekuningan pada kulit dan putih mata
  • Liver membesar
  • Pembuluh darah yang abnormal yang tampak dari luar
  • Mual dan muntah
  • Sirosis hati
  • Akumulasi cairan di rongga perut
  • Kebingungan (tidak ada fokus)

Biasanya pasien penderita hepatitis autoimun juga mengalami masalah-masalah autoimun lain, seperti:

  • Anemia hemolitik
  • Radang kronik pada kelenjar tiroid (thyroiditis)
  • Radang usus (ulcerative colitis)
  • Diabetes
  • Kering mulut dan mata (sjogren’s syndrome)
  • Celiac sprue

2. Toxic Hepatitis

Seperti semua jenis hepatitis, hepatitis toksik adalah juga peradangan di liver. Pada hepatitis toksik kerusakan sel-sel liver disebabkan bahan kimia yang beracun, obat-obat keras yang efeknya mencederai hati, atau mengonsumsi makanan/tanaman tertenu yang mengandung racun misalnya jamur beracun. Pada beberapa kasus, hepatitis toksik terjadi dalam tempo hanya beberapa jam atau beberapa hari setelah tubuh terekspos bahan beracun. Ini terlihat dari gejal yang muncul. Namun ada kasus-kasus yang memerlukan waktu beberapa bulan setelah makan bahan-bahan beracun tersebut utnuk menampakkan gejalanya. Sering kali gejala menghilang dengan sendirinya begitu racun dalam tubuh menghilang. Namun harap diwaspadai karena hepatitis toksik bisa menimbulkan cedera yang sifatnya permanen pada sel-sel hati. Kerusakan hati yang permanen dapat berkembang menjadi sirosis bahkan gagal hati.

Hepatitis toksik yang ringan kemungkinan tidak menimbulkan masalah, namun seperti juga penyakit hepatitis lain, hepatitis ini juga hanya bisa dideteksi melalui tes darah setelah muncul gejala-gejala.

  • Warna kekuningan pada kulit dan putih mata.
  • Fatique atau rasa lelah yang terus-menerus.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Mual dan muntah
  • Berat badan menurun
  • Urine berwarna gelap seperti air teh
Hasil Laboratorium NY. Sri Astuti (Mantan Pasien Hepatitis B) Sebelum berobat

Hasil Laboratorium NY. Sri Astuti (Mantan Pasien Hepatitis B) Sebelum berobat

Anda berisiko terkena hepatitis toksik jika Anda:

  • Sering kali minum obat-obat antisakit atau obat-obat bebas tanpa resep dokter. Apalagi jika diminum dengan dosis berlebihan dan dalam jangka waktu lama.
  • Sudah mengidap penyakit liver sebelumnya. Setelah Anda mengalami masalah liver seperti sirosis atau fatty liver, maka Anda lebih rentan terhadap racun-racun yang bisa membuat Anda kena hepatitis nonvirus.
  • Sedang menderita hepatitis yang disebabkan virus.
  • Seorang yang sudah berusia lanjut (lansia). Di usia tua, organ hati memecah toksin/racun lebih lambat. Ini berarti toksin/racun tersebut dan produk-produk sampingannya berada lebih lama di dalam tubuh.
  • Minum minuman beralkohol. Mengombinasikan obat kimiawi dengan minuman beralkohol walau dalam jumlah normal, meningkatkan secara signifikan efek racun dari obat.
  • Seorang wanita. Wanita memetabolisme racun-racun tertentu lebih lambat dibanding pria. Karena itu, hati lebih lama terpapar konsentrasi darah yang mengandung racun-racun.
  • Mempunyai cacat tertentu pada gen. Mewarisi cacat tertentu di enzim liver yang bertugas memecah toksin-toksin, membuat Anda lebih rentan terhadap hepatitis toksik.
  • Terpapar racun-racun industri. Jika Anda bekerja di lingkungan industri, maka Anda berpotensi terpapar zat-zat kimia industri, dan berisiko terhadap hepatitis toksik.
Hasil Laboratorium NY. Sri Astuti (Mantan Pasien Hepatitis B) setelah berobat

Hasil Laboratorium NY. Sri Astuti (Mantan Pasien Hepatitis B) setelah berobat

3. Alcoholic Hepatitis

Inilah penyadit radang hati yang diderita oleh pecandu minuman keras. Telah lama para ahli hepatitis mensinyalir adanya hubungan antara radang hati/liver dan pecandu minuman keras. Namun hubungan antara minuman keras dan radang hati (alcoholic hepatitis) ternyata sangat kompleks. Tidak semua pecandu minuman keras bakal menderita radang hati. Bahkan radang hati bisa juga diderita oleh peminum yang bukan pecandu minuman keras (artinya hanya sekali-sekali saja minum-minuman keras).

Gejala penyakit liver atau hepatitis ini sangat ringan bahkan tidak terdeteksi. Namun bukan berarti penyakitnya lantas menghilang sendiri. Walaupun gejalanya ringan bahkan tidak disadari, penyakit tetap berkembang bahkan bisa mencederai organ hati. Setelah makin parah, gejala barulah tampak.

PENGOBATAN PENYAKIT LIVER

Saya terkena penyakit liver, apa yang harus saya lakukan? Hubungi kami secepatnya! Semakin lama penyakit liver anda biarkan semakin kronis dan lama pula proses penyembuhannya. Pengobatan tradisional Ny. Djamilah Najmuddin sudah berpengalaman menangani berbagai penyakit liver baik yang disebabkan oleh virus maupun bukan. Begitupun apabila anda mengidap penyakit komplikasi liver dan gagal ginjal atau beserta penyakit lainnya. Untuk melihat kefektifitasan metode pengobatan penyakit liver kami dapat anda klik halaman berikut ini yang menunjukan bukti hasil laboratorium para mantan pasien kami: Bukti Hasil Laboratorium Pasien Pengobatan Ny. Djamilah Najmuddin.

Demikian artikel tentang penyakit liver ini kami sampaikan semoga bermanfaat.