Berenang di kolam menjadi kegiatan olahraga yang sangat digemari masyarakat, terutama anak-anak. Anak bisa bermain sekaligus berolahraga air sepuasnya. Anak pun tak terlalu merasa kegiatan berenang sebagai bagian dari olahraga karena aktivitas tersebut dilakukan seolah-olah tanpa mengeluarkan keringat. Tak heran, kolam renang menjadi sarana aktivitas olahraga yang rekreatif atau menyenangkan.

Sayangnya, tak sedikit orang tua tak lantas mengeluhkan masalah yang dialami anak-anaknya seusai berenang. Keluhan seperti demam, batuk dan pilek, kerap dilontarkan orang tua. Orangtua sering menganggap, kedinginan atau terlalu lama berenang menjadi penyebab penyakit demam, batuk dan pilek.

Pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar. Dingin, tidak akan menyebabkan gejala demam, batuk, pilek atau infeksi faringokonjungtivis. Gejala-gejala tersebut disebabkan oleh adenovirus, yang penyebarannya bisa melalui kolam renang.

Infeksi lain seperti infeksi mata, saluran cerna, telinga serta otak juga bisa ditularkan melalui air. Pengamatan yang dilakukan oleh para peneliti dari Illionis Public Health menunjukkan. Secara signifikan, kelompok perenang lebih sering mengalami infeksi mata, telinga dan kulit dibanding yang bukan perenang.

Kasus di AS

Beberapa tahun lalu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Badan Pengawasan dan Pencegahan Penyakit, AS, pernah menutup lebih dari 1.800 kolam renang umum. Tindakan tersebut dilakukan karena CDC menemukan bahaya infeksi yang dapat terjadi pada perenang, ujar Dr. Widodo.

Sebagai catatan, penyakit infeksi saluran cerna seperti gastroenteritis, disentri, kolera, tifurs, E. Coli, giardia, norovirus, salmonelosis, atau sigelosis juga bisa ditularkan melalui kolam renang.

Penutupan yang dilakukan CDC berkaitan dengan data beberapa kasus diare. Dalam perkembangannya, terjadi peningkatan besar kasus tersebut yang kemudian menjadi wabah di tahun 1990-an dengan 16.800 kasus yang berkaitan dengan kolam renang dan spa. Bahkan, di Georgia, AS, pernah dilaporkan wabah penyakit akibat kuman E. Coli yang berasal dari kotoran penderita yang berenang.

CDC lantas melakukan insfeksi terhadap 22.131 kolam renang. Sebanyak 54 persen kolam renang ditemukan bermasalah. Menurut CDC, terjadi peningkatan kasus yang sangat besar atau outbreaks dari penyakit yang disebabkan rekreasi air. Di tahun 2000 didapat kasus 228 persen lebih banyak dibandingkan dua tahun sebelumnya.

Sejauh ini, belum diketahui atau lebih tepatnya belum banyak diperhatikan adanya kasus serupa di Indonesia. Hanya saja, melihat perilaku masyarakat, kondisi sarana dan sistem pengawasan yang ada di Indonesia, mungkin saja akan timbul permasalahan yang lebih mengkhawatirkan dan harus lebih diwaspadai.

Dari Mata Hingga Otak

Kolam renang rupanya bisa menjadi media penularan beragam penyakit infeksi. Bukan hanya infeksi saluran cerna, tetapi juga infeksi kulit, mata, telinga dan otak.

Infeksi Mata
Penyakit infeksi mata yang bisa ditularkan melalui kolam renang adalah moluskum kontagiosum dan konjungtivitis.

Infeksi Telinga
Otitis eksterma atau penyakit infeksi telinga bagian luar (juga disebut sebagai swimmers ear) disebabkan oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa yang juga dapat ditularkan lewat kolam renang.

Infeksi Kulit
Hot tub rash adalah jenis infeksi kulit yang bisa ditularkan dari kolam renang yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas. Penyakit kulit lainnya adalah Cercarial dermatitis, yang dikenal sebagai penyakit swimmer itch. Gejalanya, kulit terasa panas terbakar, gatal, tampak bintil seperti jerawat kecil kemerehan yang kadang disertai lepuh.

Penyakit ini disebabkan paparan parasit yang terdapat pada burung dan hewan mamalia lainnya. Parasit akan mengontaminasi manusia melalui perantara binatang, yaitu keong yang terdapat di air tawar atau air asin seperti danau, kolam atau air laut.

Infeksi Pernapasan
Infeksi tenggorokan dan mata belekan atau diistilahkan sebagai faringokunjungtiva merupakan infeksi pernapasan yang ditularkan melalui kolam renang dan disebabkan oleh adenovirus. Selain itu, ada infeksi lain seperti legionellosis atau demam pontiak dan penyakit legionnaires serta mikrobakterium avium kompleks. Gejala infeksi saluran napas tersebut adalah demam, batuk, atau pilek. Bila daya tahan tubuh sedang lemah bisa berpotensi menjadi pneumonia (darang paru).

Infeksi Otak
Meksipun jarang terjadi, penularan penyakit lewat air ini juga dapat mengakibatkan infeksi otak, seperti infeksi selaput otak atau meningitis aseptik yang disebabkan enterovirus dan infeksi neigleria. Gejala yang dapat terjadi adalah demam tinggi, muntah, kenang dan kesadaran menurun.

Hepatitis A
Infeksi lainnya yang dapat terjadi adalah penyakit hepatitis A atau penyakit infeksi virus yang terjadi pada hati. Gejala yang timbul adalah kulit dan mata tampak kuning, mulah, muntah, demam dan badan lemas.

Virus lain
Virus pada penderita penyakit hepatitis B atau penyakit HIV AIDS yang ditemukan di darah atau sebagian kecil cairan tubuh penderita dapat memasuki badan atau aliran darah orang lain saat berenang. Namun, CDC tidak mengkhawatirkan keadaan ini karena virus penyebab HIV dan hepatitis C tidak akan hidup lama di cairan kolam renang yang mengandung klorin. Sebenarnya bila terdapat darah di kolam renang, tidak ada alasan untuk menutupnya. Meksi begitu, beberapa pengelola biasanya akan menutup sementara bila jumlah darah cukup banyak atau keamanan kesehatannya diragukan.

Ketika Berenang Ingatlah Untuk..

Berikut adalah tips-tips ketika anda dan keluarga anda melakukan aktivitas di kolam renang:

*) Selalu mengawasi anak setiap waktu saat berenang. Ingat, anak-anak bisa dengan mudah tenggelam dalam hitungan detik dan tanpa suara sama sekali.

*) Melindungi anak terhadap membakar kulit. Gunakan selalu tabir surya yang melindungi kulit tubuh terhadap UV A dan UV B. Pastikan untuk mengoleskannya lagi setelah berenang.

*) Tidak berenang saat Anda maupun anak sedang mengalami diare. Kuman bisa menyebar di air, terutama bila Anda tidak membersihkan anus dengan benar. Bila kolam renang tercemar kuman, orang lain bisa ikut terinfeksi.

*) Menginformasikan kepada petugas kolam renang bila terlihat ada feses di air atau melihat orang mengganti diaper (popok) di kursi atau meja.

*) Tidak menelan air kolam renang.

*) Tidak makan permen karet atau makan selama berenang atau bermain air.

*) Mempraktekkan higienitas yang baik. Sebaiknya bilas tubuh sebelum berenang. Jangan lupa cuci tangan setelah dari toilet atau mengganti diaper.

*) Segera mengangkat anak dari kolam renang untuk pipis dan buang air besar di kamar mandi dan membersihkannya dengan benar.
penyakit kolam renang
*) Mengganti diaper anak di kamar mandi dan tidak di dekat kolam renang. Kuman bisa menyebar di permukaan dan benda-benda yang berada di sekitar kolam renang yang berpotensi menyebarkan penyakit.

*) Membilas hingga bersih terutama bagian pantat dan anus setelah buar air besar dengan sabun dan air bersih sebelum berenang.

*) Yang paling penting, sebaiknya menunda kegiatan berenang bila sedang sakit. Selain dapat memperberat penyakit yang ada, juga ada kemungkinan untuk menularkannya kepada orang lain.